
Badung – Surya Dewata
Indonesian Hotel General Manager Assosiation (IHGMA)I Bali berkomitmen mendukung desa wisata berkolaborasi dengan desa wisata Sulangai menggelar event IHGMA Run 2025 di desa Sulangai, kecamatan Petang, kabupaten Badung, diikuti1.770 pelari dari berbagai daerah di Indonesia, hari Minggu 22/06/2025.

Ketua Panitia IHGMA RUN 2025, Gede Antara yang juga ketua DPD IHGMA Bali mengapresiasi seluruh elemen yang telah berkontribusi terhadap kelancaran kegiatan ini.
Ia menegaskan bahwa sinergi antara panitia, relawan, dan masyarakat lokal menjadi kunci suksesnya acara ini
“Kami berharap IHGMA RUN bisa menjadi agenda rutin tahunan yang tidak hanya membanggakan Bali, tetapi juga menginspirasi desa-desa wisata lainnya di Indonesia,” ujarnya.
Komang Artana, juga mengatakan kegiatan ini merupakan bentuk dukungan langsung terhadap penguatan desa wisata. Ia menekankan pentingnya pelestarian budaya dan lingkungan dalam pembangunan pariwisata yang berkelanjutan dan inklusif.
Ketua Umum IHGMA Nasional, Dr. I Gede Arya Pering Arimbawa, juga menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen industri perhotelan untuk ikut memperkuat ekonomi desa dan menciptakan model pariwisata yang melibatkan semua unsur masyarakat.
Kegiatan ini juga mendapat sambutan positif dari pemerintah daerah dan pusat. Kepala Dinas Pariwisata Badung, Nyoman Rudiarta, menyebut Desa Sulangai sebagai contoh konkret keberhasilan kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah dalam menciptakan destinasi yang inovatif dan autentik.
Sementara itu, Asisten Deputi Kemenparekraf RI, Dr. I Gusti Ayu Dewi Hendriyani, memuji IHGMA RUN sebagai praktik baik kolaborasi multipihak yang dapat direplikasi di wilayah lain.
Tak hanya menjadi ajang olahraga, IHGMA RUN 2025 juga menjadi ruang promosi UMKM lokal. Berbagai produk khas Desa Sulangai, mulai dari kuliner tradisional hingga kerajinan tangan, dipamerkan dalam stan-stan UMKM yang disediakan selama kegiatan berlangsung. Kehadiran pelari dan pengunjung membuka peluang ekonomi baru bagi warga desa.
Sebagai bentuk tanggung jawab terhadap lingkungan, panitia menerapkan prinsip green event melalui penyediaan tempat sampah terpilah, stasiun isi ulang air minum, serta edukasi tentang pentingnya pelestarian budaya dan lingkungan kepada peserta dan masyarakat.
IHGMA RUN 2025 meninggalkan lebih dari jejak kaki para pelari. Ia menorehkan semangat kolaboratif, kepedulian terhadap desa, dan kesadaran akan pentingnya membangunan pariwisata yang tidak hanya menghibur, tetapi juga pertumbuhan ekonomi
Kadis Pariwisata Badung, I Nyoman Rudiarta, menjelaskan event ini bekerjasama dengan IHGMA dan desa Sulangai, ini merupKan event pertama kali di desa Wisata Sulangai
Desa wisata Sulangai merupakan desa wisata yang baru lahir ditetapkan tahun 2024. Memiliki potensi yang luar biasa dikelola oleh perbekel yang masyarakatnya begitu guyub.
” Kami menggandeng IHGM intuk melKukan pembinaan swhingg potensi desa betul – betul bisa membrrikan manfaat dari sisi pariwisata sehingga masyarakat baik dari sisi ketemagakerjaan maupun dkonomi ,” ucapnya
Kegiatan olah raga lari ini ada 3, 5 dan 10 km dengan peserta dari seluruh Bali baik dari anggota IHGMA maupun masyarakat.
” Bapak Walil Bupati fan wakil Gubernur sangat mengpresiasi event ini dan kita berharap ini sebuah pilit project hSil kolaborasi antara desa wisata dengan desa dinas juga ssosiasi pariwisata bisa melaksanakan kegiatan serupa di desa lain yang ada di kabupaten Badung ,” jelasnya
Desa wisata mencerminkan potensi wilayah mampu menciptan ekonomi yang inkluisip memberikan manfaat dari desa wisata.
Pemerintah Badung sangat mendukung adanya desa wisata karena ada indikator peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) serta sarana dan prasarana tentunya melenqkapi dengan program sehingga spanding money kembali kepada masyarakat.
” Kegiatan ini betul – mendapat dukungan dari masyarakat akan menimbulkan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan sehingga akan menumbuhkembangkan keinginan wisatawan intuk kembali berwisata ke desa Sulangai ,” terangnya

Acara ini dibuka secara resmi oleh Perbekel Desa Sulangai, Nyoman Sunarta, menyampaikan rasa bangga karena desanya dipercaya sebagai lokasi penyelenggaraan. Ia menyambut para pelari dengan penuh antusias dan mengajak mereka menikmati keindahan alam serta keramahan khas masyarakat Sulangai.
Jalur lari sepanjang 3 kilometer yang dirancang khusus menyuguhkan panorama persawahan, udara pegunungan yang sejuk, dan lintasan yang melewati sejumlah titik spiritual khas Bali. Peserta tidak hanya diuji secara fisik, namun juga diajak merasakan ketenangan batin dalam suasana alam yang sakral dan menyegarkan.