
Badung – Surya Dewata
Perjalanan pariwisata Bali di Tahun 2025 ternyata penuh fatamorgana dan Dilema. Kita semua terlena dengan jargon quality tourism, quality destination, tapi tidak berbuat apa – apa.
Bagaimana Bali bisa bersaing sementara formula untuk menata Bali dari persoalan utama seperti Sampah, macet, banjir, tata ruang yg amburadul, jaringan utilitas semrawut, kriminalitas meningkat, hingga lingkungan yang terdegradasi.
Tidak ada gerakan spektacular atau fundamental dalam menyikapi problem solving atas situasi di atas, sepertinya Bali bergerak auto pilot dan ala Bombom car tak ada lintasan, tak ada klakson, tak ada roda, tak ada kendali yang presisi, dan selalu bertubrukan.
Kehadiran wisatawan domestic dipenghujung tahun yang biasanya hingar bingar mulai pertengahan Desember, kini terasa sepi, padahal musim peak season,
Apa yg salah?, saya mencoba memberi analisa dan tawaran solusi sbb:
Bahwa negara-negara yang pariwisatanya tumbuh maju, memperkuat 4 pilar dasar untuk terciptanya sustainable tourism development (pembamgunan pariwisata yg berkelanjutan)
4 pilar dasar itu adalah :
- Facilities, 2. Safety, 3. Service, 4. Environment, 5 Promotion.
Fasikities, bahasa sederhananya fasilitas yang meliputi ; infrastruktur, sarana prasarana, & utilitas yang harusnya terbangun berskala dunia (world class infrastructure) seperti : Jalan yg mulus dan lancar, pedestrian yg nyaman dan ramah, jaringan utilitas udara yg tertanam kedalam tanah, Pengelolaan sampah yg mantap, saluran air, listrik, gas, tlp, wifi, hingga limbah & air kotor tertata aman. serta akomodasi, transportasi hingga aksesibilitas yg mudah & efisien. Hal ini di Bali/ Badung nyaris tak ada perkembangan berarti.
Hal kedua adalah Safety & Security, keamanan dan kenyamanan wisatawan sangat sering terganggu karena tingginya aksi-aksi kriminalitas dan pelanggaran norma & etika, serta gangguan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat yang sering terjadi.
Aksi prilaku buruk wisman, sistem transportasi yg buruk memperparah kondisi keamanan dan kenyamanan ini, hal ini harus segera ditangani dengan pola pengamanan destinasi yg profesional, penegakan aturan/lawenforcement yg tegas, stabil, dan berkelanjutan.
Hal ke 3 adalah Service /hospitality atau Pelayanan, bahwa muncul sindiran wisatawan tentang perbedaan perlakuan antara wisdom dan wisman, daya ramah yg mulai tereduksi hingga senyum yg tidak iklas, menjadi hal yg melemahkan pelayanan secara umum.
Hal yang ke 4 adalah Environment atau Lingkungan yang terjaga kualitas dan keberlanjutanya. Lingkungan kita mengalami penurunan performa dg tingginya alih fungsi lahan, berkurangnya bidang resapan, hingga kacaunya tata ruang menjadikan ketidak teraturan dan kesemrawutan, banjir, bahkan sampah tak terkelola dg baik.
Hal ke 5 adalah Promosi, pariwisata tanpa promosi adalan nonsense, pariwisata harus terus di kabarkan secara stabil periodik dan berjelanjutan. Pariwisata tanpa promosi dipastikan lunglai seperti apa yang terjadi saat ini, bahwa Publik relation/kehumasan kita tentang pariwisata/eksistensi Bali tidak menggema alias sangat lemah, tidak bergerak alias diam, unit teknis Dinas Pariwisata, Stake holdersnya seperti BTB, BPPD, seperti kerakap tumbuh dibatu, hidup segan mati tak mau.
Sepanjang tahun 2025 nyaris tak ada promosi sana sekali, baik dalam maupun luar negeri, unit teknis Disparda ketakukan dengan Perpres no 1 th 2025 tentang efisiensi, padahal sebagai Destinasi pariwisata promosi wajib dilaksanakan. Kenapa dinas pariwisata tidak berani menganggarkan untuk promosi dlm dan luar negeri?
Padahal itu tupoksi primium mereka, apakah mereka tak punya kapasitas dlm berpromosi sehingga menyerah tanpa berinovasi. Anggarannyapun mereka hilangkan sendiri, sungguh tidak profesional. Harusnya promosi tetap dijalankam secara profesional dan bertanggungjawab.
Pemprov Bali dan Kabupaten Badung harusnya tetap rajin mengikuti promosi Wisata dunia yg terbesar dengan selectif, seperti apa yang pernah rutin dilakukan tahun – tahun sebelumya.
Apa sih pentingnya berpromosi di Paneran Pariwisata Dunia yang besar? Bahwa promosi yg di perkuat dengan Touchable & aproachement (sentuhan dan pendekatan) pada negara – negara kontributor wisman akan memberi dampak psikologis positif yang tinggi karena akan terjalin kerjasama dalam memberi pelayanan, pengayoman dan perlindungan bagi warga negaranya ketika menjadi tourist di Bali. artinya promosi busa memperkuat hubungan kemitraan dan kepercayaan yg memunculkann kenyaman untuk terus berkunjung.
Terkait hal tersebut Puspa Negara memyarankan Pemerintah Provinsi/Gubernur & Bupati Badung untuk introspeksi dan berbenah segera disegala sektor termasuk wajib mengikuti promosi wisata premium dunia seperti:
Pameran pariwisata internasional di Berlin, yang dikenal sebagai Internationale Tourismus-Börse (ITB) Berlin, biasanya dilaksanakan pada bulan Maret setiap tahunnya.
ITB Berlin merupakan pameran perdagangan pariwisata terbesar di dunia dan selalu diselenggarakan di Messe Berlin. dahulu Bali selalu ikut.
Berikut adalah tanggal pelaksanaan dalam beberapa tahun terakhir:
- Tahun 2025: 4 hingga 6 Maret.
Selanjutnya Acara World Travel Market (WTM) London biasanya diadakan setiap tahun pada bulan November, seringkali di awal bulan, seperti pada tanggal 4-6 November 2025, sebagai acara utama untuk industri perjalanan global.
Selanjutnya pasar Australia digenjot via menghadiri Acara travel expo di Sydney yg bervariasi, untuk tahun 2025, ada Klook Travel Fest 2025 pada 8-9 November di Sydney Showground (tiket gratis).
Selain itu, ada juga acara seperti Snow Travel Expo Sydney (Mei 2025), FACTS (November 2025, untuk travel korporat), dan The Travel Industry Exhibition (Agustus 2025), hal ini harus dilakukan secara konsisten seperti halnya Thailand, Vietnam, Malaysia & Fhilipina yg rutin hadir di acara ini.
Penulis
Puspa negara, ketua Fraksi Gerindra DPRD Badung.
