Denpasar – Surya Dewata
Denpasar (22/12/2022)
Cukai adalah pungutan negara yang dikenakan terhadap barangbarang tertentu yang mempunyai sifat dan karakteristik tertentu yaitu konsumsinya perlu dikendalikan, peredarannya perlu diawasi, pemakaiannya dapat menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat atau lingkungan hidup, dan pemaikannya perlu pembebanan pungutan negara demi keadilan dan keseimbangan.
Sejatinya cukai mempunyai dua fungsi yaitu budgeter (pendapatan) dan regulerend (pengendalian konsumsi). Pengenaan cukai selain bertujuan untuk meningkatkan penerimaan negara, juga bertujuan membatasi konsumsi masyarakat. Oleh karena itu dalam implementasinya, pengenaan cukai ini perlu diimbangi dengan kegiatan pengawasan terhadap peredaran Barang Kena Cukai (BKC) ilegal.
Pada hari ini, Bea Cukai Denpasar memusnahkan barang hasil penindakan di bidang Cukai dengan rincian 3.035.500 ml minuman mengandung etil alkohol (MMEA), 266.000 batang rokok: 7.650 gram tembakau iris: 1.646,6 ml rokok elektrik cair, 327 keping pita cukai diduga palsu: 29 lembar etiket MMEA, 1.743 botol kosong.
Perkiraan nilai barang yang dimusnahkan adalah sebesar Rp713.871.250,00 (tujuh ratus tiga belas juta delapan ratus tujuh puluh satu ribu dua ratus lima puluh rupiah) dengan potensi kerugian negara sebesar Rp549.032.761,00 (lima ratus empat puluh sembilan juta tiga puluh dua ribu tujuh ratus enam puluh satu rupiah).
Kegiatan pemusnahan yang dilakukan saat ini merupakan bentuk transparansi pelaksanaan tugas Bea Cukai Denpasar. Kegiatan pemusnahan ini merupakan wujud penegakan hukum bidang cukai atas pelanggaran terhadap UU No. 11 Tahun 1995 tentang Cukai yang diubah dengan UU No. 39 Tahun 2007.
Pemusnahan atas BMN ini dilakukan dengan cara dirusak, dipecah, dituang dan direndam dengan cairan dengan tujuan merusak dan/atau menghilangkan fungsi dan sifat awal barang. Sebagai wujud komitmen ramah lingkungan serta dukungan terhadap Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), terhadap hasil pemusnahan botol berupa beling (pecahan kaca) akan diolah kembali menjadi bahan kerajinan terazo. Adapun pecahan kaca tersebut akan diserahkan kepada masyarakat komunitas peduli lingkungan binaan PT. Langgeng Kreasi Jayaprima (Diageo Indonesia) dan Yayasan Kopernik Bali. Hasil dari kerajinan tersebut diantaranya berupa meja, pajangan, plakat, dan souvenir yang bermanfaat secara ekonomi bagi masyarakat pengrajin.
Barang hasil penindakan yang dimusnahkan tersebut, selain dari hasil penindakan internal juga diantaranya dihasilkan dari sinergi penegakan hukum yang dilakukan oleh Bea Cukai Denpasar dengan sembilan Pemerintah Kabupaten/Kota di pulau Bali sepanjang tahun 2022.
Rangkaian sinergi dan kegiatan bersama yang dilakukan dalam pemberantasan Barang Kena Cukai ilegal baik adalah melalui sosialisasi langsung ke masyarakat maupun operasi bersama. Melalui operasi bersama tersebut, Bea Cukai Denpasar telah berhasil melakukan penindakan atas berbagai Barang Kena Cukai ilegal di pulau Bali.
Kegiatan sinergi tersebut merupakan amanat yang harus dijalankan, karena sebagian dari penerimaan cukai dialokasikan kepada Pemerintah Daerah melalui Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH CHT). DBH CHT adalah bagian dari transfer ke daerah yang dibagikan kepada provinsi penghasil cukai dan/atau provinsi penghasil tembakau. Pemerintah melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 2/PMK.07/2022, telah mengalokasikan DBH CHT Tahun Anggaran 2022 untuk Provinsi Bali dengan nilai total Rp 5.905.197.000,00 (lima miliar sembilan ratus limajuta seratus sembilan puluh tujuh ribu rupiah). Penggunaan DBH CHT oleh pemerintah daerah, telah diatur dengan ketentuan 50” untuk Bidang Kesejahteraan
Masyarakat, 4076 untuk Bidang Kesehatan, dan 10Y6 dialokasikan untuk bidang penegakan hukum di bidang cukai.
Bea Cukai Denpasar senantiasa berkomitmen untuk memberantas Barang Kena Cukai ilegal. Tentunya hal ini memerlukan dukungan berupa sinergi dari berbagai pihak terkait. Sehingga diharapkan kerjasama yang telah dibangun antara Bea Cukai Denpasar, aparat penegak hukum, instansi pemerintahan terkait, Pemerintah Daerah serta masyarakat dapat terus berjalan dalam harmoni dan semangat yang sama. |