SuryaDewata, Gianyar – Bumi teduh yang terkenal dengan produk seni dan pariwisata, Kabupaten Gianyar, kembali melahirkan yayasan nirlaba. Yayasan dimaksud adalah Bhumi Bali Swari yang fokus pada tiga sektor, yakni sektor sosial, keagamaan dan kemanusiaan. Pergerakan mulia tersebut diinisiasi oleh seorang sulinggih dari desa Mas, Ida Pandita Mpu Nabe Siwa Agni Daksa Nata, yang dikalangan internal akrab disapa Nak Lingsir.
Langkah beliau seolah tanpa hambatan. Banyaknya relasi yang sering tangkil (hadir) di kediamannya, sembari bertukar pikiran, menghasilkan ide untuk mendirikan sebuah yayasan. Bak gayung bersambut, ide beliau ditangkap oleh orang – orang yang memiliki pemikiran serupa. Beberapa diantaranya merupakan individu yang sudah malang melintang di beberapa organisasi kemasyarakatan di wilayahnya.
Misalnya I Ketut Trikaya Wijaya Manik, akrab dipanggil Pak Manik, merupakan pengurus beberapa yayasan sekaligus di seputaran Gianyar; ada juga I Made Karma yang merupakan aktifis kemanusiaan. Komang Swesen hadir sebagai Sekretaris, dimana ia merupakan pegiat hotelier sekaligus founder Hotelarious, sebuah agen perjalanan berbasis layanan Butler. Langkah pengurus yayasan ini diikuti oleh beberapa golongan masyarakat biasa hingga mereka yang berprofesi sebagai Jero Mangku. Mereka adalah Nyoman Adi Sucipta (Sekretatis 2) dan Ni Luh Putu Atriani (bendahara).
Yayasan Bhumi Bali Swari mengawali kiprahnya dengan memberikan kontribusi nyata di sektor sosial keagamaan. Mereka sudah merencanakan untuk menggelar Upacara Metatah (upacara potong gigi) dan Menek Kelih (ritual menginjak remaja di kalangan Hindu Bali) pada pertengahan bulan ini (15/10).
Mengingat kegiatan ini merupakan yang pertama kali setelah yayasan berdiri, dan resmi secara de facto, maka pendanaan dibiayai secara internal. “Untuk sementara kita belum mendapatkan sponsor maka pendanaan kegiatan bulan ini akan kita pungut dari pengurus dan anggota secara sukarela,” ungkap Nak Lingsir semangat. Beliau juga menambahkan jika jajarannya sedang mengusahakan pendanaan melalui sponsor. “Kami membutuhkan belasan juta untuk menjalankan rencana ini. Tim sudah bergerak untuk kemungkinan mendapatkan dukungan sponsor,” tambahnya.
Respon masyarakat akan diadakannya ritual tersebut cukup tinggi. Puluhan orang sudah mendaftar guna diikutkan dalam acara Metatah dan Menek Kelih tersebut. “Target awal kami 30 orang saja, tapi hingga kini yang mendaftar sudah melebihi target,” tambah Nak Lingsir lagi.
Pergerakan Yayasan Bhumi Bali Swari mendapatkan dukungan dari Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) cabang Gianyar. Bahkan, salah satu pengurus di PHDI Gianyar masuk sebagai dewan Pembina di yayasan ini.
Ketika ditanya soal makna logo dan nama yayasan Bhumi Bali Swari, Nak Lingsir berjanji akan memberikan bocoran dalam waktu dekat. “Nanti akan saya paparkan secara gamblang,” tutupnya ramah.<SWN>
