Denpasar – Surya Dewata
Harga barang pokok di pasar Badung setelah Tahun Baru berlanjut hari raya Galungan dan Kuningan relatif stabil kecuali beras dan cabe rawit
Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama Perumda Pasar Sewakadarma, IB. Kompyang Wiranata di ruang kerjanya, hari Rabu 01/02/2023.
Beras dan cabe rawit harganya fluktuatif dan mengalami kenaikan. Beras mengalami kenaikan karena sempat import beras dan biasanya di bulan Desember, Januari, Februari harganya mengalami kenaikan.
” Kenaikan harga beras dikarenakan musim bukan lagi musim panen karena hujan produksi beras turun basnya harganya naik. Kenaikan beras berlangsung setiap tahun dan di bulan Maret harga beras turun sedikit ,” ucapnya
Sedangkan komoditi cabe rawit juga mengalami kenaikan dokatenakan musim yang tidak mendukung, musim hujan cabe jadi busuk.
Karakteristik harga cabe rawit kita tidak bisa campur tangan kecuali dengan pola subsidi baru harga bisa tirun. Kenaikan cabe rawit disebabkan karena musim yang menyebabkan gagal panen, stoknya terbatas otomatis harga naik dan berbarengam dengan hari raya otomatis harga naik .
Untuk harga daging baik daging babi dan sapi relatif stabil memang ada kenaikan tetapi tidak begitu signifikan.
Terkait Inflasi di Bali, IB Kompyang Wiranata mengatakan Inflasi di Bali sudah mengalami penurunan setelah tahun baru 2023 dan hari raya. Hal ini karena pihak Perumda Pasar sudah melakukan intervensi operasi pasar berusaha menstabilkan harga
” Selain operasi pasar guna menstabilkan harga akan berusaha mencairkan dana subsidi transportasi dari pemerintah sehingga bisa maksimal menurunkan harga di pedagang ,” terangnya
Subsidi transportasi yang dimaksud sesuai arahan dari bapak Presiden RI dialokasikan ke Pemerintah Daerah untuk memberi subsidi transportasi guna menanggulangi inflasi, dananya diambil fari dana BTT untuk tahun lalu. Sedangkan sekarang dananya diambil dari pergeseran anggaran. Teknisnya kalau di Denpasar masih dibuatkan regulasi payung aturanya sehingga pemerintah bisa menganggarkan subsidi transfortasi, diberikan kepada pedagang distributor.
” Barang yang dibeli diluar atau asal sumber barang di subsidi biaya transportasinya sehingga harga barang di sumbernya sama dengan harga disini ,” jelasnya
Ditanyakan masalah kenaikan harga LPG,
IB. Kompyang Wiranata mengatakan belum ada kelihatan pengaruhnya terhadap harga kebutuhan pokok, tapi mungkin ada kenaikan di luar jangkauan dari Perumda Pasar karena itu urusan produk makanan yang salah satunya diawasi Perumda guna menekan laju inflasi ada yang berupa administer food dibawah pengawasan pusat termasuk rokok, minuman pasti terpengaruh dengan kenaikan LPG.
