
KUBUTAMBAHAN, BULELENG – Surya Dewata
Upakara Yadnya Pattidana, Ritual Pemarisuda Jagat dan Doa Bersama Antarumat Beragama digelar di Pura Pelantikan,Siti Inggil Puri Kasih Healing Bali, Jl. Raya Gunung Batur Gang Sekar Taji No.9 Desa Kubutambahan, Buleleng, Senin, (7/7/2025).

Tujuan upacara ini adalah untuk pembersihan dan penyucian Bhuana Agung dan Bhuana Alit untuk pengharmonisan alam sekala dan niskala, untuk memohon kerayuan jagat mangde jagate degdeg / jagate enteg suci nirmala.
Secara bersamaan juga dilaksanakan doa bersama antarumat beragama. Ritual ini terlaksana atas kerjasama Yayasan BOA, Yayasan Bali Mula, Paiketan Krama Bali, Puri Kasih Healing Bali dan Tokoh-tokoh Masyarakat Bali. Doa bersama dipimpin oleh Ida Sri Bhagawan Yogananda mengawali penanaman pohon-pohon suci
Upacara diawali doa bersama sebelum penanaman berbagai pohon suci seperti pohon Rudraksa, Bilwa, yang melambangkan Kemuliaan Dewa Siwa, pohon Bodhi yang mencerminkan kemuliaan Sang Buddha, sehingga para Dewa sebagai manifestasi Tuhan berkenan menjaga alam semesta ini beserta isinya.
Pohon – pohon suci yang terkait dengan ritual juga ditanam seperti pohon Matoa, Cempaka, Sandat, Cendana dan jenis lainnya juga ditanam di areal Pura Pelantikan Siti Inggil Puri Kasih Bali tersebut yang luasnya sekitar 1 hektar itu. Usai penanaman pohon, acara dilanjutlan dengan pembuatan biopori utuk resapan air.
Pimpinan dan jajaran pengurus Paiketan Krama Bali turun langsung melakukan penanaman pohon-pohon suci tersebut. Salah satu penasihat Paiketan Krama Bali, Ida Sri Bhagawan Yogananda berkenan hadir dan memberikan doa dan melantunkan 11 Anuvaka Mantram Rudram.
Menurut Ida Sri Bhagawan Yogananda, penanaman pohon adalah yadnya dalam praktek. Dalam agama Hindu, penanaman pohon dianggap sebagai kegiatan yang suci dan bermanfaat bagi lingkungan.
Kegiatan ini seringkali dilakukan sebagai bagian dari Yadnya, yaitu ritual keagamaan yang bertujuan untuk memelihara keseimbangan alam dan meningkatkan kesadaran spiritual. Penanaman pohon juga salah satu praktek Tri Hita Karana yang dapat membantu memelihara keseimbangan alam dan meningkatkan kesadaran spiritual.
Ketua Umum Paiketan Krama Bali, Dr. Ir. I Wayan Jondra, M.Si didampingi Bendahara Umum, I Made Sumerta, S.E, M.M Ak, Pembina Paiketan Dr. I Made Swasti Puja, S.E, M. Fil. H, Wakil Ketua Divisi Strategic dan Urgent, Ir. Nyoman Irawan dan Direktur Eksekutif, Ir. Nyoman Merta, M.I.Kom yang hadir dalam acara penanaman pohon lanjut upacara Pattidana menegaskan, Paiketan Krama Bali hadir dalam kegiatan-kegiatan upacara seperti ini yang dibarengi dengan aksi konkrit kepedulian terhadap sesama dan alam semesta.
Menurut Jondra, upacara pemujaan kepada dewa Siwa dan Budha untuk penting dilakukan guna memohon keharmonisan dan kerahayuan jagat.
Penanaman Pohon Rudraksa diawali dengan doa bersama dan diiringi dengan pelantunan melantunkan 11 Anuvaka Mantram Rudram oleh Ida Sri Bhagawan Yogananda dari Griya Santabana, Br, Payuk Desa Peninjoan, Bangli
Ketua Yayasan Bali Organic Association (BOA), Prof. Dr. Ir. Ni Luh Kartini, M.S yang juga salah satu Pengawas Paiketan Krama Bali memaparkan latar belakang dan kilas balik upacara ini. Menurutnya, upacara ini digelar untuk menindaklanjuti acara doa bersama antarumat beragama di Bali pertama kali pada 12 Oktober 2009 (16 tahun yang lalu) saat digagas oleh Yayasan Bali Organic Associatin (BOA) dan tokoh tokoh masyarakat Bali di Monument Bajra Sandi Denpasar yang ditandai dengan ngelinggihang Batu Penekek Gumi Bali di Monumen Bajra Sandhi.
Saat itu acara dilanjutkan dengan Doa Bersama antar umat beragama dalam upakara Yadnya Upakara Pemahayu Pengenteg Jagat. Pada tahun 2024, agenda dilanjutkan dengan Peresmian Pura Pelantikan di Siti Inggil Puri Kasih pada Sabtu 03 Pebruari 2024.
Tokoh dan salah satu pendiri Yayasan BOA dan Yayasan Bali Mula, Dra. Luh Terry Yuliandriana Seputra menambahkan, seluruh rangkaian upacara sejak pagi hingga malam dilakukan dengan landasan hati tulus ikhlas, menyayangi alam semesta semua tujuan dimudahkan dan dilancarkan.
Upacara Patidana dipimpin oleh Bhiksu
Upacara Patidana dan Pemarisuda Jagat digelar berdasarkan hasil rapat pada Kamis 19 Juni 2025 yang dihadiri oleh para Rohaniwan Umat Budha, Umat Muslim, Umat Hindu dan Umat Kristen. Saat itu seluruh peserta rapat sepakat untuk dilaksanakan Doa Bersama antar umat beragama dalam Upakara Yadnya Pati Dana dan Pemarisuda Jagat pada Senin tanggal 07 Juli 2025 di Pura Pelantikan, Siti Inggil, Puri Kasih Bali, Desa Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Bali.
Upacara Pemarisuda Jagat sesuai tradisi Agama Hindu di Bal. Pattidāna adalah bentuk kasih sayang spiritual dan penghormatan terhadap leluhur dalam Buddhisme, dengan cara melakukan kebajikan dan melimpahkannya kepada mereka, sebagai wujud cinta kasih, bhakti, dan harapan agar mereka terbebas dari penderitaan dan memperoleh kebahagiaan di alam kelahiran berikutnya.
Upakara Yadnya Patidana diantarkan oleh Biksu dan Jro Mangku Gede dan, sudah itu dilanjutkan dengan Upakara Yadnya Pemarisuda Jagat diantarkan oleh Jro Mangku Gede Desa Bulian, Jro Poayah (2 orang), Penyarikan dan Kelian Desa Linggih, Pemuput Sugre Pakulun Ida Sri Bujangga Luwih Sane Ring Sunia (sane melinggih ring Pura Taman Desa Bulian).
Dalam upacara Patidana ini, umat beragama bersama-sama berdoa memohon keselamatan pulau Bali dan Nusantara dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran betapa pentingnya melestarikan dan menyelamatkan lingkungan/Ibu Pertiwi; meningkatkan keharmonisan alam sekala dan niskala
dan mengembangkan kebajikan dan rasa bhakti terhadap orang tua atau leluhur (*ram).