Manguoura – Surya Dewata
Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Kabupaten Badung Made Padma Puspita terkait upaya penanggulangan Tuberkolosis (TBC).
Pada tahun 2022 angka kasusnya mencapai 1.733 kasus TBC. Dari sebanyak itu, Kabupaten Badung hanya bisa menemukan 563 kasus TBC saja.
“Dari data tersebut terlihat masih ada kesenjangan estimasi kasus yakni jumlah kasus TBC yang ditemukan dan dilaporkan justru sedikit,” kata Kadiskes Made Padma saat acara
Konferensi Pers di Ramada Bali Sunset Road, Kuta, Badung, Senin (13/3).
Lanjunya, dari kondisi saat ini di tahun 2023 untuk kasus TBC di Kabupaten Badung baru ditemukan 118 kasus dari 1.322 kasus yang ditargetkan.
Pihaknya berharap target penemuan kasus tersebut bisa mencapai angka 100 persen dari estimasi. Apalagi kasus TBC saat ini terjadi
pada usia produktif dan lanjut usia.
Selanjutnya, jumlah pasien TBC berdasarkan umur menurut data Dinkes Kabupaten Badung 2023 yakni pada umur 0-4 tahun sebanyak 25 kasus, 5-14 tahun sebanyak 20 kasus, 15 -24 tahun sebanyak 84.
Kemudian usia dari 25-34 tahun sebanyak 107 kasus, 35-44 tahun sebanyak 107 kasus, 45-54 tahun sebanyak 108 kasus, dan 55 tahun ke atas sebanyak 110 kasus.
“Semua kasus TBC ini jika dilihat tidak memandang usia atau umur, mau bayi,, anak-anak, orang dewasa, orang tua atau manula bisa tejangkit kasus TBC. Itu semu terjadi akibat pola life style yang sangat berpengaruh,” imbuhnya.
Ketua Pengurus Wilayah Asosiasi Dinas Kesehatan (Adinkes) Bali I Nyoman Gunarta berusaha sekali untuk menemukan kasus TBC di Kabupaten Badung. Apalagi pihaknya kini juga berperan aktif dalam penanggulangan TBC di Bali.
“Apalagi sudah mendapatkan amanah dengan dana dari global fun untuk menjadi SSR dalam hal penanganan program Resilient and Sustainable Systems for Health (RSSH),” terangnya.
Sementara dari Kepala PPTI Cabang Badung I Made Gatra juga melakukan beberapa aksi nyata untuk menurangi stigma buruk masyarakat. Salah satunya Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Badung melakukan penyuluhan kepada masyarakat soal TBC, dan juga untun bisa mengetahui gejalanya.
Pihaknya juga mengaku tidak hanya bertugas untuk mencari kasus TBC saja, namun kalau bisa akan mendampingi pasien sampai sembuh.
Apalagi di Kabupaten Badung sudah memiliki 71 klinik, 11 Puskesmas dan 2 rumah sakit siap melayani pengobatan pasien TBC hingga sembuh.
Bahkan dalam hal ini juga sudah menaikkan anggaran dari Rp1,1 miliar lebih (2022) menjadi Rp2,2 miliar lebih di tahun 2023 ini.
“Apabila ada pasien baru akan tetap kami lakukan investivigasi kontak agar program pemerintah dapat berjalan sesuai sebagaimana mestinya,” jelasnya. Bdi