
Badung – Surya Dewata
Jelang Hari Ulang Tahun (HUT) ke 7, Asosiasi Profesi Satpam Indonesia (APSI) melaksanakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas
di Hotel Harris Sunset Road, Kuta, Bali, pada Kamis (30/10/2025).
Melalui rakernas ini, APSI tidak hanya merayakan tujuh tahun perjalanannya, tetapi juga menancapkan tonggak baru untuk membangun profesi satpam yang profesional, sejahtera, dan siap bersaing di tingkat dunia, sekaligus menggalakkan security awareness sebagai budaya dalam masyarakat
Acara ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga meluncurkan visi besar untuk meningkatkan harkat, martabat, dan kompetensi satpam hingga ke kancah global.
Sebuah momen bersejarah tercatat dengan diluncurkannya Pataka (panji-panji) APSI untuk pertama kalinya.
Ketua Umum DPP APSI, Azis Said, SE., menjelaskan Ini adalah momen monumental dan pemersatu bagi ikatan profesi kami. Pataka ini menjadi simbol kebanggaan dan identitas baru kami
Azis juga menekankan komitmen untuk terus memperjuangkan peningkatan kesejahteraan anggota, baik dari sisi remunerasi maupun sistem kepangkatan.
“Kepangkatan bukan hanya soal gaji, tapi juga kebanggaan dan pengakuan senioritas. Ini akan memudahkan pembinaan dan interaksi dengan mitra seperti kepolisian,” jelasnya.
Lanjutnya, APSI akan terus memperluas jangkauannya, menargetkan pembentukan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) di seluruh wilayah Indonesia, termasuk daerah pemekaran seperti Papua, pada tahun depan.
Azis juga menekankan pentingnya membangun Security Awareness atau kesadaran keamanan sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.
” Keamanan bukan hanya tanggung jawab satpam sebagai profesi, tetapi harus menjadi budaya dan nilai yang hidup dalam setiap gerak langkah masyarakat ,” ucapnya
jajaran kepolisian. Brigjen Pol. Badya Wijaya, Dirbinpotmas Korbinmas Baharkam Mabes Polri, dalam sambutannya mendukung serta mengapresiasi penyelenggaraan rakernas.
Ia menegaskan peran strategis satpam sebagai ujung tombak yang langsung berinteraksi dengan masyarakat.
“Dalam tugasnya, satpam sering menghadapi situasi berisiko dan beragam karakter masyarakat. Oleh karena itu, peran APSI dalam memberikan perlindungan hukum dan menegakkan kode etik profesi menjadi sangat krusial,” tegasnya.
Sementara Dewan Pembina APSI, Komjen Pol (Purn) Ahwil Luthan. Ia memaparkan visi jangka panjang peta jalan menuju pengakuan global.
“Kita harus bercita-cita seperti profesi dokter atau arsitek yang memiliki akreditasi internasional. Suatu hari, satpam Indonesia harus bisa bertugas di Singapura bahkan di Perserikatan Bangsa-Bangsa,” jelasnya
Mantan perwira tinggi Polri yang pernah bertugas di luar negeri ini menyayangkan belum adanya satpam Indonesia yang berdinas di luar negeri, padahal negara seperti Vietnam dan Fiji sudah berkontribusi.
“Mengapa satpam kita belum bisa? Saya yakin bisa! Langkah konkretnya adalah dengan membangun tiga pilar: pendidikan dan pelatihan berstandar, penegakan kode etik, dan yang terpenting, membangun Research and Development (R&D) untuk pengembangan ilmu keprofesian,” tegasnya
Frofesionalisme satpam harus sejalan dengan peningkatan kesadaran keamanan masyarakat. Security awareness ini adalah fondasi utama.
Ketika masyarakat sadar akan keamanan dalam kehidupan sehari-hari maka sinergi antara satpam dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang aman akan terbangun dengan sendirinya.
” Satpam asal Afrika Selatan sangat dihormati dan diundang ke berbagai negara, suatu tingkat profesionalisme yang menjadi cita-cita APSI. Kengapa satpam Indonesia tidak bisa kita andalkan untuk menjaga Kedutaan Besar RI di luar negeri? Hal ini sangat mungkin kita wujudkan dengan tekad dan usaha sungguh-sungguh,” imbuhnya
