Denpasar – Surya Dewata
Lanjutan sidang gugatan
perdata yang diajukan oleh Dr. IB Suryahadi kepada bank Mandiri pada hari ini dengan di Pengadilan Negeri (PN) Denpasar, Senin 29/07/22024
Kuasa hukum dari Satu Pintu Solusi, Suriantama Nasution mengungkapkan sidang hari ini berkenaan dengan bank Mandiri Tbk. dengan agenda menghadirkan ahli dari tergugat akan tetapi dalam kesempatan hari ini ternyata tidak bisa menghadirkan saksi ahlinya.
Dalam persidangan ini Majelis yang terhormat menyatakan bahwa dilanjutkan ke agenda berikutnya yaitu tambahan bukti surat.
Agenda minggu delan hari Rabu tanggal 7 Agustus 2024 adalah menyampaikan tambahan bukti surat dari pihak penggugat maupun tergugat.
Sesuai dengan hukum acara agenda kali ini dilewati sesuai dengan schedule dalam proses persidangan.
Lanjutnya, dalam proses persidangan ini kita menginginkan tepat tegak lurus yaitu :
- kita ingin melakukan proses literasi kepada masyarakat umum yang khususnya menjadi debitur dari lembaga keuangan baik bank atau bukan bank.
- Kita berharap apa yang disampaikan hari ini selain literasi kita ongin menyampaikan pesan – pesan yang terindah bahwa disini ada kondisi yang tidak mungkin ditata kelola tetapi dalam proses kondisi jali ini tidaklah menjadi halal bahkan menjadi haram demi hukum untuk menikmati juga menggunakan kondisi seperti ini untuk menggunakan kesempatan ini yaitu overmarcht betul – betul adanya restrukturisasi menghalalkan kondisi ini.
Ini perlu dipahami dan ini akan menjadi sampah dari lembaga keuangan baik bank maupun bukan bank.
Proses restrukturisasi dahulu saja tidak bisa membayar apalagi ditambah bunga dan denda yang dihitung dibelakang hari. - Adanya praktek – praktek yang diindikasikan perlu diteliti lebih jauh oleh regulator. Disini ada aktor – aktor terus regulatornya mana seperti OJK, Bursa Efek Indonesia sebagai pasar, OJK Bapepam mana ? Regulatornya harus bekerja misalnya ada suatu lembaga keuangan menaruh dana – dana pihak ke tiga itu ada di salah satu rekening seperti Giro Non Customer (GNC) ini indikasi apa mana proses yang dilakukan regulator sebagai penyeimbang
- Sesuai dengan apa yang diamanatkan dalam konstitusi itu jauh terlampaui, apa yang dimiliki negara digunakan seluas – luasnya untuk kemakmuran rakyat.
” Kita yang notabene sebagian besar tetapi malah justru dimanfaatkan kondisinya untuk mengambil keuntungan, ini yang kita tidak mau ,”.tegasnya
Tujuan kita akan tegak lurus untuk mempertahankan apa yang didoakan, diinginkan oleh principal
Kalau ada aktor dan ada regulator harusnya ada keseimbangan tetapi bagaimana equality be for be low, mana tugas regulator apakah angkat tangan.
Mungkin kita baru mengenal LAPS apakah itu dikenal oleh banyak orang yang notabene debitur dalam melakukan proses mediasi dalam masalah lembaga keuangan. OJK juga tidak dikenal, didengungkan yang seharusnya kita semua tau itu.
Banyak sekali momentum – momentum yang lepas dari maknanya ini yang harus diluruskan. Belum lagi kita memahami undang – undang, aturan itu semua tentunya didasari adanya hukum adat.
” Kita paham betul sebelumnya dimana ada principal kita bermasalah dengan apa yang dimaksud tempat tempat suci di dalam rumah. Malah dengan gampangnya teman – teman dari perbankan bilang itu bukan resiko saya padahal pada awalnya tau betul apa yang diajukan sebagai hak tanggungan itu sudah disurvey.
” Ini akan menjadi tanda tanya besar dimana adanya pemanfaatan kesempatan keadaan untuk menguasai aset principal kita dan ini perlu dikejar oleh regulatornya ,” terangnya
Ditambahkan, terkait reschedulisasi, restrukturisasi, rekonsioning (3R) adalah awal dari proses dimana adanya pemahaman utuh yang tidak akan menghilangkan apa yang disebut unsur keadaan yang tidak bisa di tatakelola, siapapun tidak mempunyai hak mengambil sesuatu dari sana. Kalau diambil inilah yang disebut perbuatan melawan hukum
