
Denpasar – Surya Dewata
Masalah kesehatan kini menghantui masyarakat dan generasi muda Indonesia. Penyakit-penyakit mematikan yang seharusnya baru diderita di usia lanjut, kini justru menyerang anak-anak muda.
Menghadapi kondisi yang mengkhawatirkan ini, pemerintah menggalakkan Gerakan Masyarakat (Germas) Hidup Sehat sebagai solusi, sosialisasi cara hidup sehat di Gedung Aula SMK 5 Denpasar, Senin (20/10/2025).
Anggota DPR RI komisi 9 dari partai Demokrat, Tutik Kusama Wardhani, hadir dalam kesempatan tersebut menyampaikan keprihatinan mendalam.
“Penyakit tidak menular seperti penyakit degeneratif dan kronis dengan penurunan fungsi sel, jaringan, dan organ, seharusnya diderita oleh generasi usia lanjut. Tapi sekarang justru diderita oleh generasi muda. Ini sangat berbahaya,” ujarnya
Menurut Tutik tidak hanya menyedihkan, tetapi juga membebani negara. “Universal coverage kita dengan program JKN jebol karena biaya pengobatan penyakit-penyakit ekstrem ini. Penderitaannya luar biasa, baik untuk diri penderitanya, keluarga, maupun negara,” tegasnya.
GERMAS hadir sebagai jawaban dengan pendekatan preventif dan promotif. “Kami berpikir preventif dan promotif daripada kuratif. Mengobati penyakit ini sangat sia-sia dan mahal, tetapi harus dilakukan,” tutur Tutik.
Gerakan ini berfokus pada perubahan perilaku dasar: aktivitas fisik teratur, makan makanan bergizi seimbang, menjauhi rokok dan alkohol, serta menjaga kebersihan lingkungan. “Sebagai mitra pemerintah, saya justru menyayangi masyarakat. Ayo kita berperilaku hidup sehat,” ajak Tutik dengan nada humanis.
Di Denpasar, GERMAS diwujudkan dalam program “Germasia” yang menyasar sekolah dan instansi pemerintah. Program Makanan Bergizi (MBG) menjadi salah satu strategi kunci, dengan pengawasan ketat terhadap dapur dan sanitasi oleh Dinas Kesehatan, Balai POM, dan BKKBN.
Gerakan ini diharapkan dapat menghentikan laju PTM yang mengancam masa depan bangsa. “Marilah kita jaga perilaku hidup sehat untuk mencegah penyakit-penyakit ekstrem ini. Ini investasi untuk masa depan kita semua,” tutup Tutik
Dr. Anak Agung Ayu Agung Chandrawati, M.Kes, Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar, yang juga hadir membenarkan tren mengkhawatirkan ini. “Hipertensi masih menjadi kasus tertinggi di Denpasar, dan yang memprihatinkan, mulai dari usia muda sudah menderita hipertensi. Diabetes juga sudah ditemukan pada anak-anak,” paparnya di sela-sela acara.
Menurut Chandrawati, akar masalahnya jelas: pola hidup tidak sehat. “Mereka tidak melaksanakan GERMAS secara optimal, tidak rutin olahraga, makannya tidak dijaga. Perlu waktu untuk mengubah budaya hidup masyarakat,” ujarnya.
“Tantangan terbesar kami adalah gencarnya iklan makanan tidak sehat. Tapi sekecil apapun upaya kita, harus dilakukan untuk menyelamatkan generasi muda,” tegas Chandrawati
