
Denpasar -suryadewata.com
Menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada Pemerintah Provinsi (Pemrov) Bali dalam melaksanakan momen Bulan Bung Karno 2025 dengan mengutamakan dan mengedepankan budaya Bali.
Hal ini dikatakan oleh Ketua Yayasan Universitas PGRI Bali Drs. I Gusti Bagus Arthanegara S.H., M.H., M.Pd, Rabu (4/6/2025) di kampus setempat.
Diceritakan, pada zaman saya dulu tokoh Proklamasi Kemerdekaan Ir. Soekrno lebih memperjuangkan budaya sendiri dibandingkan budaya asing.
Semua budaya asing yang masuk ke Indonesia ditolak keras oleh Ir. Soekarnao pada zaman itu, yang dikarenakan budaya asing bisa merusak peradaban budaya.
Kini peran Pemrov Bali melalui tangan pemimpin Bali Wayan Koster melalui kegiatan Bulan Bung Karno ini tentunya ingin tetap mengutamakan dan mengedepankan budaya Bali sebagai warisan leluhur.
“Seperti apa yang telah di wariskan oleh sang tokoh Proklamasi Kemerdekaan Ir. Soekarno yang selalu menjunjung baik budaya sebagai bagian dari sejarah,” terang Arthanegara.
Lanjutnya, dalam kegiatan Bulan Bung Karno yang mengutamakan dan mengedepankan budaya Bali memiliki makna yang luar biasa untuk tetap menjaga warisan budaya agar tetap adhi luhung.
Selain itu, kegiatan Bulan Bung Karno sudah juga diakui oleh Badan Kurasi Nasional (BKN) terkait pertasi yang diraih para siswa bisa menjadi salah satu syarat untuk bisa masun lewat jalur prestasi di Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025.
Jadi momen kegiatan Bulan Bung Karno di bulan Juni 2025 dirasakan program dan pelaksanaanya sudah sejalan dengan tokoh Proklamasi Kemerdekaan Ir. Soekarna.
“Mengutamakan dan mengedepankan budaya Bali sebagai warisan leluhur yang harus tetap dilestarikan dengan baik hingga masa ke masa,” ucapnya.
Arthanegara menjelaskan, dalam kegiatan Bulan Bung Karno ini yakni, bagaimana selalu mencintai kebudayaan yang sudah ada agar tetap lestari.
Kampus UPMI Bali selalu menghidupkan kebudayaan yang dimiliki agar tetap lestari, maka itu selalu di buka Jurusan Bahasa Bali. Walau pun pada Jurusan Bahasa Bali ini masih sedikit peminat, namun akan terus di buka.
Seperti amanat yang disampaikan oleh Prof. Ida Bagus Mantra yang mengatakan, beberapa pun mahasiswa yang tertarik di Jurusan Bahasa Bali harus tetap diterima, dan jangan pernah kembali kan izinnya.
“Sampai sebegitunya kita di UPMI Bali mencintai kebudayaan, maka itu Jurusan Bahasa Bali akan tetap di buka yang dikarenakan ingin tetap
mengutamakan dan mengedepankan budaya Bali,” jelasnya.
Ditambahkan, perhatian Pemrov Bali tidak hanya
mengutamakan dan mengedepankan budaya Bali saja saat ini. Akan tetap juga mulai memperjuangkan nasib masyarakat Bali lewat program “Satu KK Satu Sarjana”.
Kampus UPMI Bali salah satunya yang juga ikut berperan untuk mengawal program ini, dan siap memberikan pendidikan yang berkualitas dan bermutu.
“Bahkan akan menciptakan para lulusan terbaik dimasanya, dan menjadikan para lulusan yang sepenuhnya bisa diterima di masyarakat baik dalam hal pekerjaan, atau lainya,” tambahnya. Bud