Surya Dewata
Memasuki tahun 2023, industri pariwisata mulai bangkit dan setiap negara mulai membangun lebih baik dan lebih fokus pada bagaimana meningkatkan pariwisata.
Perubahan kebijakan dan peraturan pariwisata dibuat untuk menyeimbangkan atau menyelaraskan perubahan pasca pandemi.
Selain itu, teknologi masif bergeser selama Covid-19 menciptakan kebiasaan baru dalam interaksi manusia, bagaimana orang-orang di industri pariwisata menyampaikan layanan dan pendidik khususnya akademisi pariwisata pun tak luput bertransformasi.
Karena itu, penyiapan daya dukung industri pariwisata dan pendidikan ke depan sangat penting untuk membantu mempercepat dan bergerak maju di dunia yang begitu dinamis.
Dalam perjalananya, terdapat berbagai pendekatan inovatif yang tidak terbatas pada transformasi digital, kolaborasi, komunikasi dan elemen manusia lintas budaya.
Menyikapi fenomena yang terjadi, Senin, 17 April 2023, civitas akademika Fakultas Pariwisata Universitas Udayana menyelenggarakan Seminar Internasional berkolaborasi dengan Grifith Univerisity, Hainan University dan Universiti Teknologi Mara.
Seminar ini dipandu oleh panel pakar di bidang pariwisata dan pendidikan, yang membahas tren terbaru dan pendekatan inovatif untuk mempercepat masa depan industri pariwisata dan pendidikan.
Para peserta mempelajari teknologi baru, praktik terbaik, dan studi kasus dari para pemimpin industri, serta memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan sesama peserta dan terlibat dalam diskusi tentang masa depan pariwisata dan Pendidikan.
Pada seminar internasional ini terdapat empat pembicara yaitu: Pembicara pertama Dr. Aaron Hsiao (Universitas Griffith) yang menyampaikan tentang Increasing Customer Loyalty Through A Culturally Competent Server -The Role Of Gratitude Guest Mediation.
Ia menekankan bahwa teknologi dapat membantu berinovasi dalam cara kita mempresentasikan pariwisata kita.
Narasumber selanjutnya yakni Uditha Ramayanake, PhD (Gabungan Universitas Hainan – Arizona State University) dengan topik Innovative Methodologies to Unravel Layers of Diverse Meaning in Inclusive Tourism Research.
Dr Uditha memberikan pendekatan atau metode baru dalam melakukan penelitian di bidang pariwisata khususnya pariwisata yang bersifat inklusif.
Pembicara ketiga Saiful Bahri Mohd Kamal (Universi, Teknologi Mara, Malaysia) yang lebih banyak menyampaikan tentang perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam kaintannya industry pariwisata masa depan.
Pembicara keempat yakni Prof. Dr. Drs. I Nyoman Sunarta, M.Si (Fakultas Pariwisata Universitas Udayana) yang mengangkat topik Regenerative Intelligence As The Basis For Getting The Future Tourism.
Dekan Fakultas Pariwisata Dr. I Wayan Suardana, S.ST.Par.,M.Par dalam sambutannya menyampaikan semoga kegiatan seminar ini mampu membedah isu-isu terkini dan tantangan yang sedang dihadapi dalam industri pariwisata sehingga memberikan inspirasi baru dalam mengembangkan pariwisata ke arah yang lebih baik.
Kegiatan Seminar Internasional ini dilaksanakan secara daring melalui platform Zoom yang diikuti 350 peserta dari berbagai kalangan baik akademisi, mahasiswa, dan pelaku industri pariwisata.
Pada kesempatan ini Moderator Dr. Irma Rahyuda yang juga merupakan Dosen Fakultas Pariwisata Unud membawa suasana seminar begitu interaktif hingga muncul berbagai diskusi dan tanya jawab berkaitan dengan topik pendekatan-pendekatan baru dalam mengakselerasi masa depan pariwisata.
Hal yang menarik, dari keempat narasumber dalam seminar menyampaikan bahwa kedepan pariwisata memerlukan pendekatan yang lebih inovatif sehingga mampu memudahkan integrasi dari berbagai stakeholder pariwisata dan yang terpenting adalah mampu membawa pariwisata ke situasi yang lebih baik dari sebelumnya.
Hal ini senada dengan penyampaian materi oleh Prof Sunarta Guru Besar Fakultas Pariwisata Bidang Pariwisata Berbasis Lingkungan yang mengemukakan tentang trend pariwisata yang mengarah kepada istilah Regenerative Tourism.
Istilah tersebut didasari oleh konsep Regenerative Intelligence sebagai dasar untuk masa depan pariwisata yang mengharuskan kita mempertimbangkan prinsip-prinsip regeneratif, yaitu mempertimbangkan dampak sosial, lingkungan, dan ekonomi jangka Panjang.
Prinsip ini dapat diimplementasikan melalui penggunaan teknologi AI, analisis data, dan solusi berbasis teknologi lainnya, yang dapat membantu kita memahami dampak kebijakan dan praktik pariwisata yang ada.
Dengan pertimbangan prinsip-prinsip regeneratif dalam pengembangan pariwisata, kita dapat menciptakan pengalaman pariwisata yang lebih berkelanjutan dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat lokal, lingkungan, dan ekonomi.
Selain itu, prinsip-prinsip regeneratif juga dapat membantu kita mengatasi tantangan global seperti perubahan iklim, keanekaragaman hayati, dan ketergantungan pada sumber daya yang terbatas.
Dalam praktiknya, Regenerative Intelligence dapat diterapkan dengan membangun kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan, seperti masyarakat lokal, pengelola pariwisata, dan pemerintah.
Selain itu, narasumber dari Universiti RTeknologi Mara Saiful Bahri juga berpendapat bahwa penggunaan teknologi Artificial Intelligence dan analisis data dapat membantu kita memahami dampak kebijakan dan praktik pariwisata yang ada, serta menciptakan solusi berbasis teknologi yang dapat membantu kita mencapai tujuan regeneratif dalam pengembangan pariwisata.