Denpasar – Surya Dewata
Denoaar – Surya Dewata
Lanjutan sidang gugatan perdata yang diajukan oleh Dr. IB Suryahadi kepada bank Mandiri pada hari ini peninjauan setempat aset ketiga berupa rumah tinggal yang dijaminkan, Jumat (07/06/2024)
Rumah tinggal yang kini didiami oleh keluarga Dr.IB Suryahadi di desa Padang Sambian Denpasar, yang juga terdapat merajan leluhur yang disakralkan keluarganya.
Ketua majelis hakim yang hadir pada cara ini, Putu Ayu Sudariasih,S.H.,M.H, menyatakan masih ada peluang terbuka adanya perdamaian kedua belah pihak diluar persidangan.
Pendekatan perdamaian untuk bisa mencari solusi yang bisa diterima kedua belah pihak.
Hal senada disampikan perwakilan dari Balai Lelang menyarankan untuk ada pembicaraan damai menghindari terjadinya lelang aset.
Sangat disayangkan pihak bank Mandiri sebagai tergugat utama dalam kasus ini, tidak terlihat di lokasi
Pengguugat Dr. IB Suryahadi yang didampingi istrinya menerangkan
kredit telah berjalan selama 1,5 tahun berjalan bagus tetapi karena pandemi penghasilan turun drastis.
Sebelum kejadian itu kami sudah mengatakan ke bank Mandiri agar kami dibantu karena sedang kesusahan akibat pandemi banyak oasien yang kensel.
Akhirnya diberikan solusi dengan restrukturisasi dengan menyetor uang 250 juta rupiah dan juga sudah disepakati setor 40 juta per bulan untuk iuran pokok tanpa bunga.
” Karena saya buta sama sekali disinilah ada mis yang mana juga saya tidak punya catatan. Selama setahun berjalan angsuran itu tanpa ada pemberitahuan, terus dilelang begitu saja terutama vila, itu yang sangat menyakitkan ,” jelasnya.
Waktu itu sudah renopasi dan sudah ada pembeli dan membayar deposit, lucunya saya memberi tau hanya kepada pihak Mandiri. Disaat pembeli datang kok ada preman – preman pada datang mengatakan bangunan sudah terlelang akhirnya pembeli takut dan membatalkan pembelian dan meminta uang depositnya.
Kami mendatangi bank Mandiri menanyakan kejadian tersebut anehnya pihak Mandiri kengatakan tidak tau itu anehnya.
Ternyata pimpinannya juga sudah berganti dan mengatakan semua keputusan dari pusat, uang angsuran pembayaran ditunjukan masuk rekening Mandiri bahkan print out nya juga diberikan.
” Kemudian rumah yang ada di jalan Gunung Catur itu lebih parah kagi, pas 3 hari mau hari raya Nyepi tiba – tiba datang buldoser lalu diratakan, ini keterlaluan ,” ucapnya ketus
Sekarang rumah tinggal yang saya tempati diajukan lagi untuk lelang sampai beberapa kali, disini juga ada merajan ada leluhur saya disini tempat saya sembahyang dan berkomunikasi dengan leluhur karena orang Bali.
” Saya yakin pasti akan ada jalan, astungkare sekarang sudah berjalan dengan baik.
Memang yang seperti diajukan doa kita ada 2 yaitu saya akui hutang dan akan saya bayar dan ke dua dengan saya membayar hutang itu kerugian saya juga harus dibayar. Ayo kita sama – sama berdamai.
Hutang 2,8 milyar itu saya alan kembalikan tetapi tolong kerugian 2 aset yang sudah dilelang dikembalikan nilainya 3,4 milyar ,” ucapnya.
” Dengan ketidakadilan ini saya masih tetap berkomunikasi bahkan terus diiintimidasi.
Kkemarin waktu mengajukan sita jaminan bank Mandiri kebakaran jenggot banyak yang menelpon dari sana sini tetapi orangnya tidak jelas, ikuti saja proses hukumnya.
Disini jelas banyak permainan ,” imbuhnya.
Kuasa hukum dari Satu Pintu Solusi, Suriantama Nasution mengungkapkan hari ini melaksanakan peninjauan setempat dan luar biasa seluruh anggota majelis hadir ini menandakan adanya atensi pada perkara ini.
Sangat disayangkan rekan – rekan khusunya dari bank Mandiri tidak hadir dan kita mempertanyakan betul kenapa sedang di persidangan kemarin saat memberikan kesaksian dari kita mereka begitu berapi – api.
Dalam hal ini kita menemukan fakta persidangan adanya lokasi dengan batas – batas yang telah ditetapkan bersama tetapi satu hal yang tidak bisa sipungkiri disini kita menemukan adanya satu tempat yang sakral yaitu merajan.
Sudah disebutkan dalam persidangan bahwa dasar dari segala hukum itu adalah hukum adat. Bila kita mampu mempertahankan berarti kita sudah menggerus hukum adat kita khususnya yang berada di Bali.
Kita harus betul – betul menjaga daulat untuk adat yang kita punya. Nilan serta merta dalam kontek gagal bayar, padahal kenyataanya ditemukan bank melakukan ppeoses – proses diluar tata kelola dan kepatutan ssehingga munculah perbuatan melawan hukum.
Prinsipal juga tasi sudah menyebutkan ayo kalau kita mau ngobrol ayo ngobrol dsn prinsipal juga sudah siap memberikan konsinyasi, tetapi di sisi lain juga tentunya ada konsekwensi buat pihak Mandiri.
Dalam persidangan disampaikan oleh bank Mandiri bahwa apabila terjadi pembayaran diluar pokok dinyatakan sebagai kerugian negara dan dikatagorikan bisa menyebabkan pidana dalam kontek merugikan negara
Pertanyaanya kalau BUMN dalam tanda kutip bank Mandiri Tbk yang terbuka ini yang merugikan nasabah atau debiturnya itu bagaimana.
Sebetulnya sudah diatur dalam PSAK 71 khusunya lembaga keuangan ada direktur kepatuhannya akan paham betul.
Ekspektivf credit loos kalau didalilkan sebagai wanprestasi tunggu dulu, lihat apa teman – teman Mandiri ini sudah melakukan complay dari aturan buku bakunya
Ditanyakan ketidak hadiran pihak bank Mandiri dijelaskan itu haknya untuk tidak hadir akan tetapi bila hak tidak dilakukan dalam hukum, diam berarti setuju
Ditambahkan kita aekarang harus melek salah satunya hubungan antara debitur dan kreditur, hutang piutang betul tetapi tidak bisa langsung dikonversikan menjadi jual beli.
Apabila ada hal – hal yang berhubungan dengan kemampuan bayar maka setidaknya debitur menyampaikan dan kreditur memahami betul ketika ini ada masalah kemampuan bayar harusnya ada satu titik untuk menyetop bunga dan denda, bahasa kerenya di keuangan yang namanya hutang itu adalah prinsipal bunga, denda, pokok, administrasi itu sebenarnya bagian dari yang bisa di diskontokan dan bukan menjadi keuntungan nyata buat bisnis khususnya perbankan
