Patut Ditiru! BestHostels Indonesia Sukses Rampungkan ‘Tour De Trash’ Perdananya

Dewi (kacamata), CEO BestHostels Indonesia Rahmadi Aditya Putra (tengah) dan bu Jro selaku pengurus TPST Pejeng

SuryaDewata, Denpasar – BestHostels Indonesia sukses menggelar wisata sampah pertamanya yang dilabeli Tour De Trash, Rabu (10/08). Ada belasan peserta yang tampak sumringah dengan perjalanan tidak biasa, yang dimulai dari pantai Sanur. CEO (Rahmadi Aditya Putra), GM (Nyoman Bendisa) dan beberapa jajaran BestHostels Indonesia lainnya turut memeriahkan perjalanan wisata tersebut.

Itinerary (rangkaian perjalanan) merekapun cukup unik, mulai dari Pantai Matahari Terbit, Sanur; kemudian ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Temesi, Gianyar; Pura Gunung Kawi Tampaksiring; dan, berakhir di TPST 3R Desa Pejeng.

Pemilihan tempat – tempat tersebut bukan tanpa alasan. Pantai Matahari Terbit dipilih karena memang di tempat itukah cikal bakal pariwisata Bali berawal. Diharapkan nantinya program ‘wisata sampah’ ini juga akan menjadi pemantik atau awal bagi kepedulian masyarakat luas akan pentingnya pemahaman tentang sampah, khususnya sampah plastik.

Proses pemilahan sampah di TPA Temesi

TPA Temesi sendiri mewakili kondisi TPA di seluruh Bali, dimana kondisinya sudah mendekati overload (meluber). Jika ini tidak ditangani dengan profesional maka akan berakibat fatal. Fatal dalam hal ini misalnya akan dibutuhkan tambahan lahan yang luas untuk bias menampung kiriman sampah yang kian meningkat. Dampak lainnya tentu polusi terhadap lingkungan yang pastinya kian memburuk.

Dari TPA Temesi rombongan berangkat ke Pura Gunung Kawi. Pura ini meruapakan kombinasi sempurna antara kehidupan masyarakat setempat, persawahan yang indah, nilai sejarah yang tak terhingga dan sungai yang masih sangat asri dan bebas dari polusi sampah. Sebuah kehidupan model inilah yang ingin disasar dari program ‘wisata sampah’ ini, bahwa hidup ideal itu terbebas dari polusi sampah. Langkah yang mereka ambil juga dimaksudkan untuk mengantisipasi agar jangan sampai daerah yang masih perawan sperti Pura Gunung Kawi ini nantinya tercemar oleh sampah.

Destinasi terakhir merupakan antisipasi pemikiran nyinyir bahwa penanganan sampah sangat rumit dan tidak mungkin direalisasikan. Kerja keras Jro Sri Umayanti, selaku ketua TPST 3R Pejeng membuktikan bahwa ada solusi jitu dalam penanganan sampah. Beliau menuturkan jika dibutuhkan sosialisasi dan pendampingan yang super aktif guna mewujudkan masyarakat yang peduli dengan masalah sampah. Alhasil, kini, setelah berdiri sejak 2004, TPST dibawah asuhannya sudah bisa mengelola sampah dari 6 ribu kepala keluarga setempat. Beliau berhasil menerapkan kunci penanganan sampah yang tidak lain yaitu pemilahan. Kini, masyarakat sekitar sudah terbiasa melakukan pemilahan dari rumah, yang kemudian dikirim ke TPST untuk penanganan lebih lanjut. Sampah plastik akan diolah menjadi solar dan sampah organik menjadi pupuk kompos. Hasil olahan kompos tersebut didistribusikan ke petani terdekat, salah satunya untuk petani padi, yang kini hasilnya mulai keliahatan. “Kualiutas beras merah mereka kini jauh diatas petani lain yang menggunakan pupuk kimia,” ujarnya bangga.

Dibalik keberhasilan Jro ada sebuah Yayasan yang turut terlibat secara intim, yaitu Yayasan Bumi Sasmaya dibawah asuhan Dewi Kusumawati. Yayasan inilah, melalui program Merah Putih Hijau, yang tidak pernah lelah mengedukasi masyarakt akan pentingnya pemilahan sampah dari rumah, guna memudahkan proses lanjutan di TPA maupun TPST. “Dari belasan TPA/TPST yang sedang kami bantu, ada dua diantaranya yang sudah autopilot (pengelolannya bisa dilakukan secara mandiri), yaitu TPST Pejeng dan Karo,” pungkas Dewi.

Foto bersama dengan pihak Yayasan dan pengurus TPST Pejeng

Gagasan mulia yang diperakarsai oleh CEO BestHostels Indonesia, dibenarkan oleh Nyoman, bahwa mereka ingin berkontribusi terhadap lingkungan. “Kita memang berbisnis demi uang tapi juga ingin berkontribusi secara berkelanjutan terhadap lingkungan,” tekadnya.

Mereka tidak berjalan sendiri, ada beberapa influencer  (pegiat media sosial yang memiliki banyak pengikut) yang didaulat untuk turut menyuarakan program andalannya sehingga lebih banyak orang yang nantinya mawas terhadap persoalan sampah. Cara ini, bagi Nyoman, merupakan langkah untuk mempercepat penyampaian ikhtiar tentang sampah ini kepada masyarakat luas.

Beliau juga berharap program wisata sampah ini bisa menjadi pemantik penanganan sampah yang lebih baik di seluruh Indonesia. “Kami berharap Tour De Trash akan membuat lebih banyak orang tergugah untuk lebih bijaksana dalam menangani sampah, sehingga kedepannya lingkungan kita akan bersih,” tutup Nyoman Bendisa serius.[SWN]

www.besthostels.co.id

Related Posts