Badung – Surya Dewata
Pinandita Sanggraha Nusantara (PSN) kabupaten Badung melaksanakan upacara mejaya – jaya dirangkai pengukuhan pengurus se kabupaten Badung, bertempat di pura Lingga Bhuana Puspem Badung, hari Minggu 17/06/2024
Kadis Kebudayaan kabupaten Badung mewakili Bupati Badung, I Gede Eka Sudarwitha mengatakan acara ini mejaya – jaya dan pengukuhan seluruh pengurus Pinandita Sanggraha Nusantara (PSN) se kabupaten Badung. Sesuai AD/ART PSN membentuk kepengurusan periode tahun 2024 – 2029.
” Kami pemerintah kabupaten Badung mengapresiasi positif kegiatan dan upacara hari ini karena kelembagaan PSN adalah merupakan perkumpulan dari pada pinandita dengan tujuan menyamakan visi dan misi serta tatwaning dalam melaksanakan tugas kepemangkuan.
Dalam rangka memberikan tontonan kepada umat sedharma seluruh kabupaten Badung. Dengan semakin derasnya perkembangan teknologi dan informasi sehingga dituntut pengetahuan dan pengorbanan selurih anggota PSN se kabupaten Badung sehingga dapat melayani umat dengan kebih baik dan berkualitas.
Ketua PSN kabupaten Badung, Pinandita DR. Drs. I Nyoman Sekendra, M. Hum, menjelaskan peserta mejaya – jaya saat ini berjumlah 143 pemangku, semuanya tersebar di enam kecamatan di Badung.
Enam kecamatan tersebut meliputi : kecamatan Petang, Abiansemal, Mengwi, Kuta Utara, Kuta Tengah dan Kuta Selatan.
Lanjutnya, setelah mejaya – jaya kita berharap bisa dipakai momentum meningkatkan kualitas diri terkait dengan tupoksi dari pada pemangku yaitu etika pemangku dalam melayani umat.
” Etika martabat pemangku akan kelihatan dari etika susila yang ditampilkanya. Ketrampilan ( skill) terus ditingkatkan dalam tata cara keagamaan seperti cara nganteb, dan terakhir pemangku sebagai pelaksana acara agama tatwa masih mengalami kelemahan untuk itu ke depan dokus memperbaiki kelemahan tatwa ,” jelasnya
Dalam mebanten ada unsur – unsur harus sepaham apa yang dianteb menyatu dengan hatinya sehingga tugas yyang dilakukan pemangku betul – betul mempunyai taksu.
Terkait upacara mejaya – jaya itu prinsipnya kita memohon penganugrahan keoada Halyang Widi supaya ppengetahuan yang kita miliki disebarluaskan ataupun dimanfaatkan ssehingga berdaya guna dan berhasil.
” Ukuranya adalah adanya perubahan sikap dalam melaksanakan upacara agama di masyarakat. Makna mejaya – jaya mempertajam dan mengasah terus menerus kemampuan otak kanan otak kiri sehingga begitu sehabis seremonial penglukatan mejaya – jaya ada suatu perubahan sikap, kemauan yang ujungnya menjadi budaya belajar tidak pernah ada hentinya ,” imbuhnya