Ubud Writers & Readers Festival ke-19, Hadirkan Penulis Muda Seniman Hingga Budayawan Bali

Denpasar, Surya Dewata

Writers & Readers Festival (UWRF) menjadi acara sastra yang paling ditunggu-tunggu bagi para pecinta sastra di Bali dan Indonesia. Salah satu program tahunan utama dari Yayasan Mudra Swari Saraswati ini akan diselenggarakan pada 27-30 Oktober 2022 di Taman Baca, Ubud.

Festival yang digagas sebagai langkah penyembuhan
dalam menanggapi bom Bali pertama, kini bangkit kembali setelah pandemi untuk pemulihan Bali yang lebih baik melalui festival yang bertemakan Memayu Hayuning Bawana, sebuah filosofi Jawa Kuna yang bermakna ikhtiar dalam merawat, melindungi, serta memperindah segala sisi keutamaan semesta.

Pembina Yayasan Mudra Swari Saraswati yang memayungi UWRF, Dr. Drs I Ketut Suardana,M.Fil.H mengungkapkan kebahagiaannya, Kini UWRF menjadi salah satu festival
penting di Bali yang memberikan ruang sebanyak-banyaknya untuk pecinta sastra di berbagai
kalangan. Banyaknya ruang baru dan kolaborasi yang dihadirkan di festival tahun ini.

Melibatkan komunitas sastra, bisnis baru, galeri, museum, hingga sanggar sebagai tempat berlangsungnya festival. Mengembalikan geliat berkesenian dan sastra kembali setelah masa
pandemi. Yayasan melalui festival melakukan penandatangan kerja sama dengan henbuk.com, sebuah situs buku daring bagi penulis dan pembaca yang diwakilkan oleh Hendika Permana saat jumpa pers di The Ambengan Tenten, Denpasar.

Selain program utama dan acara spesial yang bertiket, Festival akan menghadirkan programprogram gratis yang dapat diakses tanpa membeli tiket masuk, seperti peluncuran buku, program anak & remaja, musik dan pertunjukan seni, pameran seni, pemutaran film, dan program Festival Club.

“Program anak-anak dan remaja akan berlangsung selama festival
secara gratis, melibatkan sekolah-sekolah lokal dan internasional. Tentu ini adalah misi dari UWRF untuk mengembangkan sastra sejak usia dini untuk Bali yang lebih baik,” ujar Janet
DeNeefe, pendiri dan direktur Ubud Writers & Readers Festival.

Sebagai tuan rumah, puluhan penulis Bali seperti Made Adnyana Ole, Carma Citrawati, Anton Muhajir, Cok Sawitri, Kadek Sonia Piscayanti, Ni Made Purnamasari, Putu Juli
Sastrawan, I Putu Supartika, Nyoman Darma Putra, Wayan Juniarta, Putik Padi,
Cokorda Gde Bayu Putra, Wayan Agus Wiratama dan masih banyak lagi akan
memeriahkan peluncuran buku, lokakarya, hingga diskusi-diskusi di Festival nanti. Komunitas Bali Mendongeng dan Teater Kacak Kicak akan hadir pula dalam balutan program anak dan remaja bersama pembicara nasional dan internasional lainnya.

Salah satu pembicara UWRF, praktisi dan akademisi Cokorda Gde Bayu Putra yang nanti akan tampil di UWRF dalam sesi Bali: Is Beauty a Curse mengenai perubahan yang terjadi di Bali dan bagaimana pelestarian budaya tumbuh, menyebutkan bahwa bahwa dinamika yang terjadi saat ini tidak dapat dipisahkan dari perjalanan masa lalu yang dilukiskan dalam karyakarya
klasik.

“Ubud itu mungkin sesungguhnya adalah desa pujangga, Festival ini tidak
mungkin bertahan sampai ke-19 jika pendahulunya bukan pujangga,” papar Cok Bayu.

Sedangkan penulis-penulis muda seperti Wayan Agus Wiratama yang lolos seleksi penulis emerging Indonesia tahun ini akan diberikan panggung-panggung yang intim untuk dapat bertukar pikiran dan pandangan dengan penulis-penulis yang hadir.

Ia menyebutkan
kesempatan ini adalah hal yang luar biasa, “Saya merasa beruntung lolos di UWRF. Memang menjadi sesuatu yang diharapkan bagi semua orang, terutama untuk saya sendiri.” Ia akan
meluncurkan buku antologi bersama yang berisikan karya-karya terjemahan para penulis emerging Indonesia UWRF 2022 saat festival.
Made Adnyana Ole yang juga selaku dewan kurator seleksi penulis emerging Indonesia menambahkan,”Banyak nilai-nilai lokal yang
diangkat, soal tradisi adat, dan kebiasan-kebiasan di suatu tempat. Banyak sastrawan yang mencoba untuk menemukan hal baru pada seleksi penulis emerging tahun ini.” jelasnya.

Tidak hanya mencakup pembicaraan tentang buku, pertunjukan Wayang Memamyu Hayuning
Bawana oleh Dalang Ki Purbo Asmoro, festival juga menghadirkan musisi-musisi yang akan memeriahkan malam-malam di Ubud.
Dari Bali, Kai Mata dan Robi Navicula musisi, aktivis,
penulis, dan petani yang berdomisili di Ubud. Menghadirkan musisi independen dan peneliti

Tidak hanya mencakup pembicaraan tentang buku, pertunjukan Wayang Memamyu Hayuning
Bawana oleh Dalang Ki Purbo Asmoro, festival juga menghadirkan musisi-musisi yang akan memeriahkan malam-malam di Ubud.

Dari Bali, Kai Mata dan Robi Navicula musisi, aktivis,
penulis, dan petani yang berdomisili di Ubud. Menghadirkan musisi independen dan peneliti
Rara Sekar serta seorang musisi dan penulis lagu paling ditunggu di Ubud, Frau.

TENTANG FESTIVAL
Ubud Writers & Readers Festival (UWRF) ke-19 akan diadakan pada 27-23 Oktober di Ubud, Bali, Indonesia. Festival ini merupakan salah satu proyek utama yang dilaksanakan tahunan
oleh Yayasan Mudra Swari Saraswati. Festival ini pertama kali digagas pada tahun 2004 oleh
Janet DeNeefe, salah satu pendiri Yayasan, sebagai proyek penyembuhan dalam menanggapi
Bom Bali pertama. Lebih lanjut tentang UWRF kunjungi www.ubudwritersfestival.com.

Related Posts