Denpasar – Surya Dewata
Kasus pemalsuan dokumen silsilah keluarga terkait tanah pura Dalem Balangan dan Pura Dalem Konco Jimbaran akhirnya hakim PN Denpasar menerima eksepsi tergugat dan gugatan Made Dharma Cs tidak diterima oleh Hakim.
PN Denpasar memberikan apresiasi kepada team kuasa hukum tergugat Made Tarjo Widharta Cs, yaitu : Kombes Pol (P) Drs I Ketut Arta SH, Ketua Tim Kuasa Hukum, Harmaini Idris Hasibuan, SH dan AKBP (P) Ketut Arianta SH.
Kuasa hukum tergugat yaitu Made Tarjo Widharta Cs, Harmani Idris Hasibuan SH., menjelaskan disidang pengadilan terbukti dokumen yang digunakan penggugat ternyata palsu semua
Made Dharma Cs. selaku penggugat satupun tidak punya bukti hak milik.
Tahun 2001 dia itu hanya penggarap membuat pernyataan di depan pejabat desa serta akte notaris.
” Sudah jelas penggarap kan cuma 20 tahun sedangkan saya urus perkara ini sudah 30 tahun. Makanya saya saat Dharma menggugat sebagai pemilik saya sangat kaget ,” jelas Hasibuan di Denpasar , Senin 11/09/2023
Warisan di Bali bukan hanya tanah saja dimana ada Parahyangan didalamnya termasuk pura dan pusaka, Pawongan, ada kewajiban disana, bukan hanya nuntut hak saja.
” Tidak mungkin ada hak jika kewajiban tidak dijalankan, haris kewajiban dulu kalau sudah dijalankan baru ada hak, perkara ini itu sebenarnya ,” terangnya.
Lanjutnya, Dharma mengaku sebagai ahli waris, juga nyentana tetapi swadarmanya tidak pernah dijalankan.
Perkara ini sebenarnya kalau di Bali sebetulnya hukum adat Bali jadi gampang sekali diseleksi. Lihat saja kewajibanya terhadap oParahuangan dan Pamongan dilaksanakan apa tidak.
Saya saksi hidup 30 tahun mengetahui perkara ini, tidak ada urusan warisan dengan almarhum.
Perkara ini ada 2 gugatan yaitu pidana dan pemalsuan, kalau Dharma menggugat silah – silah menyalahkan kelian yang baru lahir tahun 1958 sedangkan silah – silah tahun 1984 dimana pidananya, apalagi Dharma mengaku penggarap.
” Ini betul – betul pelecehan hukum menggugat dengan surat palsu dan anehnya hakim menerima ,” tegas Hasibuan
Sekarang kalau kami menggugat surat palsu, topik perkara ini adalah pemalsuan dan sudah kami laporkan ke Polres.
Ada 15 bukti palsu diantaranya silsilah keluarga dimana I Riet purusa (pria) padahal isinya Riet pradana (perempuan) itu jelas berbeda. Jadi silsilahnya rancu diatas laki – lako dibawahnya perempuan jadi tidak sesuai pakta. Ada nama Rumpeng oadahal tidak ada yang bernama Rumpeng. Intinya silsiha tersebut isinya bertentangan.
Silsilah dibuat tahun 2001 sebetulnya dibuat tahun 2022, tanda tangan dari Perbekel juga tidak ada. Parahnya lagi dalam silsilah pertama ada 5 orang tetapi silsilah sekarang masuk nama17 orang.
” Dari sini terungkap semua surat atau dokumen penggugat yaitu Dharma semuanya palsu, sebenarnya itu perbuatan pidana ,” imbuh Hasibuan
