Jakarta, – Surya Dewata
Indonesia mengalami tiga beban masalah gizi pada anak dan remaja, salah satu akar masalah gizi ini adalah pola makan yang tidak sehat.
Globalisasi pola makan telah mendorong minat konsumen Indonesia terhadap makanan dan minuman kemasan. Remaja Indonesia sering jajan dan membeli makanan dan minuman kemasan dari pedagang kaki lima, kantin sekolah, dan kios.
Meskipun konsumsi pangan kemasan tinggi di kalangan remaja, kebiasaan membaca label makanan untuk konsumsi bukanlah hal yang umum di antara mereka.
Sebuah studi meta-analisis di Indonesia menemukan bahwa sebagian besar konsumen tidak membaca label karena kurangnya informasi dan kesadaran mengenai pentingnya informasi nilai gizi pada pangan kemasan. Oleh sebab itu, untuk menjawab tantangan tersebut Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN) melaksanakan inisiatif Food Investigator Game (FIG) yang merupakan bagian dari Memorandum Saling Pengertian antara Kementerian Kesehatan RI dan GAIN di tahun 2022-2025.
Sebagai akhir dan pelaksanaan program ini, hari ini, Hotel Ashley Jakarta Wahid Hasyim menjadi saksi acara penting yakni Diseminasi Nasional Inisiatif Food Investigator Game (FIG). Acara ini diadakan oleh Pusat Inovasi Kesehatan (PIKAT) sebagai evaluator bekerjasama dengan Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN) dan Kementerian Kesehatan RI.
Tujuan diseminasi nasional ini adalah untuk menyebarkan informasi mengenai inisiatif FIG dan hasil evaluasi program kepada berbagai pemangku kepentingan, termasuk masyarakat umum, lembaga pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan institusi pendidikan.
Inisiatif FIG yang didanai oleh Foundation Botnar merupakan bagian dari program edukasi gizi remaja dan peningkatan kondisi lingkungan pangan yang kondusif yang memungkinakan remaja untuk mengkonsumsi makanan sehat.
Program ini telah membuktikan peran pentingnya dalam mengedukasi dan melibatkan remaja untuk bersikap dan mengambil inisiatif sehingga dapat memilih makanan yang lebih sehat dan mengusahakan lingkungan pangan yang mendukung pola makan tersebut.
Program ini telah sukses diimplementasikan sejak tahun 2022 hingga 2023 di Jawa Timur dan area Jabodetabek. Melalui tiga pilar komponennya, yaitu pemberdayaan remaja, advokasi kebijakan, dan rekognisi bagi pedagang makanan sehat, FIG telah membuktikan perannya dalam mengubah paradigma remaja terhadap pemilihan makanan menjadi lebih kritis dan berbasis gizi.
Pada acara Diseminasi Nasional ini, disampaikan gambaran komprehensif tentang capaian dan harapan kedepannya dari program FIG. Acara dibuka dengan sambutan dari Kementerian Kesehatan, Country Director GAIN serta pemaparan overview program dan hasil evaluasi dari tim peneliti dari PIKAT.
Agenda kemudian dilanjutkan dengan diskusi topik pertama yang membahas tentang pengembangan game FIG, kegiatan pelibatan remaja, serta peran advokasi remaja dalam menciptakan lingkungan pangan yang lebih sehat.
Topik berikutnya mengulas kebijakan label makanan, penerapan Front-of-Pack Nutrition Labeling (FOPNL), serta kondisi terkini dan harapan terkait penerapan FOPNL di Indonesia.
Topik terakhir menyoroti tantangan di dunia digital terkait review subyektif dan respon retailer terhadap upaya mengubah lingkungan pangan menjadi lebih sehat dan rekognisi positif bagi penjual makanan sehat sebagai upaya pelibatan retailer.
Acara ini juga dilengkapi dengan tayangan video cerita perubahan yang menggambarkan transformasi signifikan yang dialami oleh remaja sebagai dampak dari program FIG.
Dalam kesempatan ini, beberapa narasumber dan pengisi acara turut hadir untuk berbagi pengalaman dan pandangan mereka, antara lain Agate International, RISE Foundation, BPOM RI, Prof Rimbawan (Institut Pertanian Bogor), Superindo, Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), dan perwakilan Health Heroes Facilitator.
Peserta acara terdiri dari berbagai pihak, mulai dari perwakilan pemerintah, lembaga pendidikan, hingga organisasi masyarakat dan pelaku usaha. Mereka hadir untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang FIG dan bagaimana mereka dapat berperan dalam meningkatkan kesadaran gizi dan memilih makanan sehat.
Acara diseminasi ini tidak hanya bertujuan untuk menyebarkan informasi tentang FIG, tetapi juga untuk menciptakan dampak yang berkelanjutan di masyarakat dan diantara pemangku kepentingan yang terkait.
GAIN dan Kementrian Kesehatan RI berharap bahwa dengan penyebaran informasi ini, kesadaran akan gizi dan pentingnya pemilihan makanan sehat akan terus meningkat di masa mendatang.
Selain itu, diharapkan bahwa kerjasama antara berbagai pemangku kepentingan dalam mendukung inisiatif seperti FIG akan terus berlanjut, sehingga upaya untuk menciptakan lingkungan pangan yang lebih sehat dapat berkelanjutan bagi remaja maupun masyarakat secara luas. Sehingga Indonesia menjadi lebih siap menyongsong Indonesia Emas 2045.