Geng Gaza: Sebuah Konvensasi

Oleh Dr. I Ketut Suar Adnyana, M.Hum.

Surya Dewata

Ancaman di media sosial yang dilakukan oleh geng yang menamakan dirinya Geng Gaza membuat masyarakat Denpasar cukup cemas.

Geng ini mengancam dan bahkan akan melukai warga yang ke luar pada malam hari. Ancaman ini tampaknya bukanlah isapan jempol belaka.

Aparat Kepolisian Daerah (Polda) Bali menangkap sekelompok orang yang menamakan dirinya Geng Gaza. Mereka beranggotakan sekitar 80 orang yang masih remaja dan berstatus pelajar SMP di beberapa sekolah di Kota Denpasar.

Dari mana kata Gaza itu diambil. Apakah ada hubungannya Gaza di Libanon. Suasana di sana mencekam karena ada peperangan. Apakah dengan dasar tersebut, geng Gaza ingin membuat Denpasar mencekam seperti di Jalur Gaza.

Kenakalan remaja memang banyak dilakukan oleh anak-anak seusia SMP. Mengapa ini bisa terjadi ? Anak SMP perkembangannya masih sangat labil.

Mereka ingin mencari identitas dirinya dan mereka ingin menunjukkan bahwa mereka mampu menjadi dirinya sendiri. Kenakalan remaja yang dilakukan oleh siswa SMP ditengarai sebagai bentuk kompensasi.

Prestasi akademisnya tidak bagus lantas mereka mencari dan ingin menunjukkan jati dirinya dengan melakukan kegiatan- kegiatan yang cenderung melanggar hukum.

Siswa yang terjerumus dalam lingkaran kenakalan remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang sangat berpengaruh adalah faktor keluarga.

Keluarga yang tidak harmonis menjadi penyebab kenakalan remaja. Mereka tidak mendapat perhatian dan kasih sayang di keluarga. Keadaan anak seperti inilah rentan melakukan kenakalan remaja. Mereka lari dari kenyataan dengan melakukan pelanggaran hukum.

Braithwaite (1989) menegaskan bahwa the pivotal concept of the theory in Crime, Shame and Reintegration (Braithwaite, 1989) is reintegrative shaming.

According to the theory, societies have lower crime rates if they communicate shame about crime effectively.

They will have a lot of violence if violent behaviour is not shameful, high rates of rape if rape is something men can brag about, endemic white-collar crime if business people think law-breaking is clever rather than shameful.

“Konsep utama dari teori dalam “Crime, Shame and Reintegration” (Braithwaite, 1989) adalah shaming reintegratif.

Menurut teori ini, masyarakat memiliki tingkat kejahatan yang lebih rendah jika mereka dapat mengkomunikasikan rasa malu terhadap kejahatan dengan efektif. Mereka akan memiliki banyak kekerasan jika perilaku kekerasan tidak dianggap memalukan, tingkat pemerkosaan yang tinggi jika pemerkosaan adalah sesuatu yang dapat dibanggakan oleh pria, dan kejahatan kerah putih yang endemik jika para pebisnis menganggap pelanggaran hukum sebagai sesuatu yang cerdas daripada memalukan

Dari konsep yang disampaikan Braithwaite peran keluarga sangat penting untuk menanamkan nilai-nilai etika di dalam rumah tangga. Apabila di rumah sering terjadi pelanggaran etika, tentu hal ini akan berpengaruh pada psikologi perkembangan anak.

Internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter perlu ditanamkan oleh orang tua kepada anak. Orang tua mempunyai kewajiban dalam memberikan perhatian kepada anaknya dan orang tua hendaknya meluangkan waktunya untuk mendampingi anaknya dalam bersosialisasi dengan lingkungan terdekatnya.

Dengan cara ini, anak akan mempunyai kepribadian yang terbuka dan mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua.

Related Posts

Qonaqlar kazinonun mobil proqramından istifadə edərək Pin Up casino hədis avtomatında əylənə bilərlər. pin up Bonus 72 saat ərzində mərc edilməlidir. avtomatik olaraq Onların əsl üstünlüyü əsl kazino atmosferini coşğunluq etmək imkanıdır. pin-up casino giriş Hesabınızın Kassir bölməsində valyuta ödənişlərini edə bilərsiniz. pin up apk