Mangupura – Surya Dewata
Pandemi covid-19 yang melanda dunia tahun 2020-2022 jadi hantaman keras bagi industri pariwisata Bali. Upaya pemulihan pariwisata mulai dibangkitkan selama setahun terakhir dan perlahan wisatawan dari sejumlah negara datang kembali berlibur ke Bali.
KemBali Becik lahir sebagai sebuah kampanye kolaborasi organisasi masyarakat sipil, swasta, dan pemerintah melihat kondisi ini menjadi momen tepat untuk mengkampanyekan pariwisata berkelanjutan.
KemBali Becik melihat pemulihan industri pariwisata pasca pandemi covid-19 tidak cukup hanya membawa manfaat bagi pertumbuhan ekonomi. Namun, harus disertai dengan langkah-langkah bijak untuk melindungi lingkungan.
Dimulai sejak awal tahun 2022, KemBali Becik aktif mengajak wisatawan untuk memiliki rasa tanggung jawab terhadap lingkungan saat berlibur ke Bali. Mulai dari penggunaan transportasi rendah karbon dan energi terbarukan yang harapannya bisa menjaga lingkungan tidak hanya untuk hari ini, namun bagi kelangsungan hidup di masa mendatang.
Kampanye ini digaungkan atas dasar survei persepsi publik tentang pemulihan hijau yang dilakukan oleh Universitas Udayana tahun 2021.
Disebutkan sebanyak 63% masyarakat Bali menginginkan agar pertumbuhan ekonomi seimbang dengan pelestarian lingkungan.
Salah satu upaya KemBali Becik mendukung kampanye ini, yaitu melalui peluncuran platform Travelers’ Pledge.
Wisatawan diajak mengisi atau menandatangani petisi untuk berkomitmen melakukan aktivitas berwisata yang ramah lingkungan, seperti menggunakan kendaraan rendah karbon, membawa botol air atau tas sendiri untuk mengurangi sampah plastik, menginap di akomodasi bertenaga surya, dan lainnya.
“Urgensinya ingin membangun kembali pariwisata Bali yang berkelanjutan dan lebih ramah lingkungan. Apalagi kita lihat di berita-berita ada banyak turis yang tidak berperilaku bertanggungjawab. Jadi sebenarnya kita ingin membangun kesadaran bersama bahwa liburan harus lebih bertanggungjawab dengan cara menghargai alam dan lingkungan kita,” jelas Tim Kampanye KemBali Becik, Saraswati Ratnanggana.
Panduan Perjalanan Hijau bagi Wisatawan
KemBali Becik melalui platform Travelers’ Pledge memberikan panduan perjalanan bagi wisatawan untuk berwisata dengan bertanggungjawab pada lingkungan. Panduan ini memuat hal-hal yang bisa dilakukan wisatawan dimulai dari langkah-langkah kecil dan sederhana.
Saat bepergian, wisatawan diajak untuk menggunakan kendaraan rendah karbon, seperti motor atau mobil listrik, bersepeda, atau berjalan kaki. Wisatawan dianjurkan menginap di hotel atau penginapan yang mengadopsi energi bersih seperti panel surya.
Begitu pula saat beraktivitas di luar, wisatawan diajak untuk membawa botol air isi ulang dan tas belanja sendiri. Sebisa mungkin mengurangi penggunaan kertas dan plastik serta menghindari membeli terlalu banyak pakaian baru sebagai salah satu bentuk upaya mengurangi emisi karbon.
Aktivitas lainnya yang bisa dilakukan wisatawan, seperti meminimalisir penggunaan air, tidak membeli atau mengonsumsi makanan dari spesies yang terancam punah, mendukung usaha atau bisnis lokal, dan lain sebagainya.
Untuk itu, KemBali Becik turut menggandeng usaha atau bisnis lokal yang memiliki komitmen sejalan untuk mendukung pariwisata berkelanjutan. Bisnis lokal ini diajak untuk mengembangkan usahanya agar ramah lingkungan. Harapannya agar usaha mereka tidak menjadi salah satu ‘penyumbang’ kerusakan lingkungan dan penumpukan sampah plastik.
I Made Santika Putra, salah satu pemilik bisnis lokal yang ikut serta dalam kampanye KemBali Becik. Ia sendiri memiliki bisnis lokal Warung Pantai Seseh yang bergerak di bidang F&B.
Ia mengaku sadar betul akan kerusakan lingkungan yang mungkin bisa disebabkan oleh sampah plastik yang dihasilkan dari aktivitas bisnis ini.
“Wisatawan di sini ada juga yang sudah sadar untuk mengambil sampahnya sendiri, kita juga tiap hari bersih-bersih di pantai sini,” papar Santika.
Kolaborasi Bersama Jaga Lingkungan
Kampanye pariwisata berkelanjutan ini tentu tidak bisa berjalan sendiri tanpa kolaborasi dari berbagai elemen masyarakat.
Untuk itu, KemBali Becik yang terdiri dari bermacam komunitas di dalamnya mengkampanyekan komitmen ini melalui kegiatan dan program.
KemBali Becik menggagas kegiatan bertajuk KemBali Becik’s Sustainable Sunset dengan mengajak wisatawan berpartisipasi dalam gerakan bersih-bersih pantai di Pantai Seseh Badung bersama Trash Hero, Jumat (23/6/2023).
“Hari ini mengumpulkan 84 kg sampai recycle dan non recycle. Kami kemudian pisahkan supaya yang recycle bisa dipakai, diolah kembali melalui kerja sama dengan ecoBali,” jelas relawan Trash Hero, Brigitta yang telah lama aktif bersama relawan lainnya dalam gerakan bersih-bersih pantai.
Ia menjelaskan, Pantai Seseh termasuk pantai yang tidak terlalu kotor, karena belum banyak dikunjungi wisatawan. “Pantai Munggu bahkan sedikit lebih parah dari ini, banyak styrofoam yang kami temui dan bahaya juga untuk kehidupan hewan di laut,” tambahnya
Salah satu peserta gerakan bersih-bersih pantai, Cok Agung sepakat, menjaga kebersihan lingkungan menjadi tanggungjawab semua orang. Untuk itu, ia ikut ambil bagian dalam gerakan bersih-bersih pantai yang diinisiasi KemBali Becik dan Trash Hero ini.
“Ikut kegiatan ini karena merasa ada kepedulian dari dalam diri terkait dengan kebersihan lingkungan, kalau bukan kita siapa lagi,” jelasnya.
Selain bisa ikut berperan menjaga lingkungan, ia sendiri mengaku dengan aktif mengikuti kampanye KemBali Becik dapat menjalin hubungan dengan sesama peduli isu lingkungan.
Selain gerakan bersih-bersih pantai, kegiatan juga diisi dengan yoga senja bersama Chandra Yoga, penampilan musik oleh Made Mawut, dan ditutup dengan kegiatan barbeque oleh Warung Pantai Seseh. Kegiatan ini diikuti oleh wisatawan lokal dan asing yang sama-sama berkomitmen untuk menjaga lingkungan. (*)