Mangupura – Surya Dewata
Sopir taxi konvensional yang menghebohkan masyarakat Bali, dimana memaksa calon penumpang dengan membayar sejumlah uang padahal tamu wisatawan tersebut sudah memesan taxi online
Sopir tersebut bahkan menyebut kalau dirinya merupakan anggita suker yang ada di banjar serta menggertak wisatawan akan di bawa ke kantor desa Canggu.
Kejadian tersebut diunggah di media sosial membuat netizen dari masyarakat Bali bahkan sampai diluar Bali sangat kesal dan menyayangkan hal ini.
Ini sangat berpengaruh buruk si sektor pariwisata yang sekarang ini Bali mulai ramai dikunjungi wisatawan, agar jangan jangan dirusak oleh orang yang tidak bertanggung jawab demi kepentingan pribadi tanpa berpikir panjang nasib pariwisata Bali ke depan.
Terkait hal tersebut pemerintah desa atau perbekel di wakili Sekretaris Desa (Sekdes) desa Canggu, Desa Canggu, I Wayan Martha Wijaya Kusuma yang akrab disapa Tison mengatakan dirinya ingin mengklarifikasi pernyataan salah satu oknum sopir yang mengatakan dengan tegas tidak ada hubungannya dengan pemerintah desa Canggu, Jumat, 23/06/2023.
” Kita disini tidak pernah mengaitkan dengan pungutan apapun. Apabila nanti ada turis atau tamu ditantang diajak ke kantor kepala desa ajak oknum tersebut ke kantor kepala desa, saya tantang balik oknum tersebut ,” ucapnya tegas.
Lanjutnya, sopir – sopir di wilayah Canggu sementara sopir taxi konvensional dan online memiliki tempat dan pasar masing – masing.
Pihak desa tidak ada pelarangan dengan taxi online karena itu ada payung hukumnya, kami tidak berhak melarangnya.
“Saya tegaskan oknum sopir tersebut bukan warga desa Canggu dan berdomisili di Canggu ,” ucapnya
Ditanyakan terkait permasalahan sopir baik konvesioanal meupun online beberapa kali terjadi masalah Martha Wijaya Kusuma menjelaskan kita beberapa kali mempertemukan pihak taxi konvensional dengan taxi online bahkan dengan profider dengan memediasi dengan mengajak teman – teman yang ada di taxi konvensional agar ikut bergabung dengan taxi online namun dengan tarif yang ditentukan oleh taxi konvensional.
Begitu juga dengan tempat mangkal taxi konvensional karena itu merupakan mata pencarian hidup penduduk kami juga dalam dunia pariwisata alangkah baiknya ada komunikasi serta bersinergi dengan pemerintah desa.
Mungkin kadang – kadang terjadi mis komunikasi sehingga terjadi gesekan – gesekan namun apabila di komunikasikan dengan atau kulo nuwun memasuki wilayah Canggu mungkin akan lebih bagus.
Menyatukan persepsi terhadap banyaknya hotel maupun vila tempat mangkal taxi konvensional alangkah baiknya pihak hotel maupun vila bekerjasama dengan taxi konvensional agar perekonomian warga lokal juga ikut berputar jadi saling menguntungkan namun bukan kita melarang keberadaan taxi online
Kepada masyarakat desa Canggu kami berharap mari kita bersama – sama menjaga kedamaian, kenyamanan wisatawan yang berkunjung ke desa Canggu dengan cara yang elok walaupun terjadi mis komunikasi mari kita bicarakan dengan baik, tunjukan kepada masyarakat luas kalau ada permasalahan diselesaikan dengan duduk bersama jangan dengan anarkis atau main hakim sendiri.
” Kita juga berharap kasus seperti ini merupakan hal terakhir karena akan berurusan dengan penegak hukum ,” pungkasnya
