Badung, Surya Dewata
Penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung membuat pemerintah mengambil kebijakan mengolah sampah berbasis sumber
Perbekel Desa Jagapati I Wayan Sutarga menjelaskan dirinya akan melanjutkan apa yang sudah dibuat pendahulunya dulu.
Pemerintah daerah Badung yang memprioritaskan penyelesaian sampah berbasis sumber di Desa melalui Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) di wilayah Desa Jagapati diharapkan bisa berjalan
Lahan dan bangunannya sudah ada dari perbekel yang lalu, Tinggal kita berproses untuk sarana dan prasarananya saja, kita ada lahan 11 are.
Hal tersebut diungkapkan Suterga di kantor Perbekel Desa Jagapati, Badung – Bali. Kamis (07/10/2021)
Ditanya soal akan menerima sampah dari desa tetangga akn tetapi perlu adanya kajian terlebih dahulu,
” Kita tidak mau nanti sampah itu tertimbun selama 24 jam. Tenaga kerja yang kurang dan sarana prasarana yang belum memadai. Kalau sarana dan prasarana lengkap kita siap juga untuk mengelola sampah dari desa lain, itu juga bisa meningkatkan pendapatan bagi desa, tapi perlu kajian dulu, ” jelasnya.
TPS3R akan dikelola Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) yang saat ini dikatakannya menekankan pada sisi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) tetapi kedepannya akan memprioritaskan juga TPS3R, serta potensi desa.seperti peternakan, Pertanian dan terakhir desa wisata.
” Desa Jagapati ini juga ada mentor-mentor pembuat eco enzyme, yang semua itu akan kut membantu menyelesaikan masalah sampah kita, “ujarnya.
Permasalahan yang cukup pelik dan harus segera diselesaikan yaitu kotoran babi yang berasal dari peternakan masyarakat, itu dapat merusak perairan untuk pertanian.
” Kedepannya kotoran babi bisa budidaya cacing maggo yang akan mengurai kotoran babi tadi, Maggot memiliki nilai jual tinggi, biasanya untuk pakan burung
hias, ” imbuh Sutarga
