Denpasar – Surya Dewata
Pelaksanaan The 2nd International Seminar on Fish and Fisheries Sciences (ISFFS) 2023 merupakan ajang kerjasama antara Masyarakat Iktiologi Indonesia (MII) dengan Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana (FKP Unud), Pascasarjana Universitas Udayana, Pusat Penelitian Perikanan, Pusat Penelitian Konservasi Sumber Daya Perairan Laut dan Darat; Biodiversity Indonesia (BIONESIA) dan Universitas Teknik Jakarta. Intenasional seminar kedua ini berlangsung di Ruang Aula Gedung Pascasarjana Unud Kampus Sudirman Denpasar, Selasa (6/6/2023), dengan mengambi tema “Resilience Management of Fish and Fisheries for Sustainable Blue Economy”.
Dr. Dati Pertami selaku Ketua Panitia ISFFS dalam laporannya mengatakan pelaksanaan seminar ini untuk menyediakan platform bagi para akademisi, peneliti, praktisi, dan pemerintah untuk mengidentifikasi dan mengeksplorasi isu, peluang, dan solusi yang mendorong keberlanjutan jangka panjang sumber daya ikan dan perikanan, khususnya di daerah tropis.
Seminar yang berlangsung secara hybrid ini menghadirkan dua pembicara utama yakni Dr.rer.nat Evy Ayu Arida, M.Sc (Kepala Pusat Penelitian Zoologi Terapan BRIN) dan Prof. Dr. Ir. I Wayan Nuarsa (Dekan FKP Unud), lima pembicara undangan, 119 presentasi lisan, dan 50 presentasi poster. 16 negara turut berpartisipasi sebagai pembicara dan 13 negara ikut berkontribusi dalam publikasi prosiding internasional. Sementara lima pembicara pleno yang hadir dalam kesempatan ini merupakan para inspirator diantaranya Prof. Harry W. Palm, dan Assoc. Prof. Dr. Nurul Huda, Prof. Hyun Woo Kim, Samantha H. Cheng, Ph.D dan Prof. Dr. Ir. Luky Adrianto.
Ketua MII Prof. Krismono dalam dalam pembukaan acara ini mengatakan bahwa kita berada di tempat dan waktu yang tepat untuk berpartisipasi dalam seminar ini. Bersama-sama mari kita percepat pertukaran ide dan peningkatan praktik yang baik. Diskusi dan kegiatan di sini akan menginformasikan kebijakan tentang pembangunan berkelanjutan sumber daya ikan, perikanan tangkap dan budidaya, keanekaragaman hayati, dan konservasi.
Rektor Unud Prof. I Nyoman Gde Antara dalam sambutannya menyampaikan seminar ini akan membuka kesempatan seluas-luasnya bagi staf dan mahasiswa kami untuk berpartisipasi, berkolaborasi dan berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang perikanan yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat dan pengembangan penelitian sesuai dengan kepentingan masyarakat. masyarakat lokal, nasional dan internasional. Luaran yang diharapkan dari 2nd ISFFS ini adalah publikasi ilmiah dosen, peneliti, dan mahasiswa pascasarjana Indonesia yang diterbitkan dalam Proceedings internasional terindeks SCOPUS (Q3) dan jurnal nasional terakreditasi.
“Hal ini sejalan dengan tujuan Universitas Udayana untuk meningkatkan potensi sumber dayanya dalam menghasilkan publikasi ilmiah internasional dan nasional. Kekayaan intelektual tersebut untuk kepentingan masyarakat dan untuk menjalin kerjasama dalam berbagai bidang guna meningkatkan mutu tri dharma perguruan tinggi,” ujar Rektor Unud.
Sementara Gubernur Bali Wayan Koster dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali menyampaikan bahwa ISFFS adalah forum yang tepat untuk mendengarkan presentasi menarik dari ahli di bidang ilmu kelautan dan perikanan berdasarkan keahliannya hasil penelitian terbaru, dengan berbagai topik yang dibahas termasuk keanekaragaman hayati dan konservasi, bioteknologi, ikan penyakit, manajemen perikanan, ekowisata bahari dan banyak lagi. Pihaknya mendorong melalui pelaksanaan seminar internasional ini akan mendorong semua peserta untuk terlibat dalam kerjasama lintas disiplin ilmu, diskusi mendalam, pengetahuan pertukaran dan berbagi ide inovatif. “Saya percaya bahwa dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman dari berbagai negara, lembaga, ilmuwan, dan individu, melalui penelitian dan inovasi kolaborasi, kami akan dapat menghasilkan solusi yang lebih baik dan menghasilkan strategi yang jauh lebih efektif. Pembuatan kebijakan di bidang perikanan di masa depan juga akan lebih holistik, berbasis ilmiah dan akuntabel,” ungkapnya.